Oleh : Dedi Asikin
KORANMANDALA.COM – Jujur ketika mendengar berita ada 15 Mentri Kabinet Jokowi akan mundur, saya kaget suraget. Lebih besar tidak percayanya. Ah itu mah hoax, bullshit, kagak mungkin.
Tapi masih menyisakan pertanyaan, apa iya ? Masalahnya yang ngomong itu bukan kaleng rombeng, bukan sembarang orang. Dia adalah ekonom UI kelas atas. Usianya sudah menjelang senja. Bisa disebut manula atau lansia. Tak lain dan tak bukan dia adalah Profesor Dr. Faizal Basri.
Dalam posisi sebagai bagian dari tokoh Petisi Seratus, ia yakin bakal ada menteri Jokowi yang mundur. Dia menyebut nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Lalu sumber lain menyebut Menteri Perencanaan Pembangunan/Ketua Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menlu Retno Marsudi, 5 orang Menteri dari PDIP, 2 orang dari PKB seorang dari Nasdem, (Mentri Kehutanan dan Lingkungan Hidup) Siti Nurbaya dan Menko Polhukam Mahfud MD.
Belakangan memang isu itu dibantah beberapa pihak. Menkominfo Budi Ari Setiadi menyebut isu itu tidak benar bin hoax. Budi mengaku sudah kontak beberapa orang nama yang disebut. Semua menjawab tidak benar. Salah satunya Menlu Retno Marsudi, malah sedang siap-siap berangkat untuk debat di sidang Dewan
Keamanan PBB.
Sri Mulyani Indrawati bilang tetap bekerja. Padahal dari mulut SMI sempat terdengar kekecewaan pada langkah terakhir Jokowi yang tampak makin cawe cawe terutama dalam mendukung anaknya Gibran Rakabuming Raka.
SMI juga tampak tak begitu senang kepada Prabowo Subianto. Dia wanti-wanti jangan pilih pemimpin yang emosional, yang gampang marah. Dia juga tampak kesal kerena Jokowi menyetujui permintaan tambahan Anggaran Kemenhan.
Diketahui PS absen dalam sebuah cara kampanye karena menemui presiden di istana Bogor. Di sanalah Presiden menyetujui tambahan Anggaran Kemenhan. Untuk itu SMI terpaksa cari pinjaman baru sebesar Rp.385 trilyun.
Dari istana kepala staf kepresidenan Muldoko menyebut itu bohong besar. Malah dia minta kepada Petisi Seratus, agar menghentikan semua kebohongan.
Sebagai mantan panglima, sebagai tentara dia mengaku siap mati untuk membela negara.
Hentikan mengganggu presiden Jokowi, katanya mengancam.