Saya dan tentu banyak orang sadar betul bahwa mundur itu bukan budaya kita. Jabatan menteri itu amat bergengsi. Bepergian dikawal heong heong sirine, mobil pengawal. Tiba di tempat tujuan, dielu elu banyak orang. Gaji besar dengan fasilitas mobil mewah bertuliskan plat nomor Indonesia, serta rumah jabatan.
Apaan mundur ? Amit amit jabang Tutuka.
Jangan samakan dengan Jepang atau Singapura. Kemarin saya membaca berita 5 orang pejabat setingkat menteri, dan 5 wakil Menteri, ramai ramai undur diri.
Mereka adalah Menteri Sekretaris Kabinet Hirokusho Matshuno, Menteri Ekonomi dan Industri Yasutoshi Nikishima, Menteri Dalam Negeri Junji Suzuki, Menteri Pertahanan Ichiro Miyashita dan penasihat PM (Funio Kishida), Muchiko Ueno dan 5 wakil Menteri.
Mereka ramai ramai serahkan jabatan lantaran berkembang isu korupsi yang melibatkan partai mereka, LDP (Liberal Demokrat Party).
Aktivis partai penguasa Jepang selama beberapa dekade itu disebut terima suap dana partai sebesar 50 juta yen atau setara Rp.54,7 milyar.
Media setempat memberitakan jaksa baru akan melakukan penggeledahan dan interogasi setelah mereka mundur.
Di Singapura, Perdana Menteri Lee Sien Long tanggal 18 Januari 23 mengumumkan pengunduran diri. Menteri Perhubungan S. Iswana, Menhub berdarah Melayu itu didakwa melakukan 27 pelanggan dalam penyelidikan yang melibatkan seorang taipan hotel bulan Juli 23.
Sementara, pejabat di negara kita, baru (terpaksa) mundur setelah tangan diborgol dan badan dibalut rompi tahanan. Tak ada urat malunya. Muka tebal, setebal tembok beton terowongan Cisumdawu yang kemarin retak retak digoncang gempa.- ***