Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
KORANMANDALA.COM – Desakan mundur (dari jabatan Menkopolhukam) membuat Profesor itu kepepet.
Maju kena mundur ngejeduk.
“Sudah mundur saja mas Prof” begitu kira kira yang diucapkan Ganjar kepada bro Mahfud.
Di depan para relawan, cak Empud mengaku memang akan mundur, cuma menunggu saat yang tepat. Tak dijelaskan kapan dan bagaimana tanda-tanda saat tepat itu.
Satu hal yang pasti, dia mengaku tidak ingin menyakiti Presiden Jokowi. Budaya Jawa memang kental roso rumoso.
Empat tahun lebih dipercaya menjadi pembantu utama, Menteri Kordinator. Tapi kapan ya. Apa setelah tanggal 14 Februari ? Buat apa ? Relevansinya sudah kurang itu mah. Kalau dia menang dalam pilpres, imijnya “jumawa”. Kalau kalah lalu mabur, namanya nesu,pundungan.
Tepatnya memang sekarang. Sebelum tanggal 14 Februari. Sekarang ini saja dia, (Cak Empud), sudah jadi duri dalam daging. Bukan mustahil Jokowi sudah kecewa.
Dalam debat capres 21 Januari, cak Empud sudah menohok kawan seiring menggunting dalam lipatan. Dia membuka aib proyek strategi Nasional Presiden Jokowi soal food estate. Dia sebut proyek itu gatot, gagal total. Lalu cak Empud juga bongkar janji palsu Jokowi, soal impor pangan.
Katanya, dalam kampanye pilpres 2014 Jokowi sudah berjanji tidak akan impor pangan, terutama beras. Kenyataanya sampai sekarang beberapa bahan pangan masih beli di pasar luar alias impor.
Beras misalnya, tahun 2023 masih mengimpor 2,53 juta ton. Tahun 2024 juga akan mengimpor 2,5 juta ton.
Bahan pangan lainnya, jagung, bawang merah bawang putih, kedele, gandum sampai garam juga masih impor.