Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
KORANMANDALA.COM – Wah ini mah kapaksa kudu seuri. Dan sayapun memang ketawa sendirian. Itu terjadi ketika kemarin saya membuka aplikasi Tiktok.
Dua orang remaja putri sedang menyanyi bersama. Yang seorang memegang gitar dan memetiknya mengiringi nyanyian mereka. Lirik lagunya itu yang membuat saya tertawa. Isinya memang gimick dan intrik. Biasa bernada saling bully antar paslon pilpres 2024.
Tidak diketahui siapa penulisnya. Judulnya kira-kira “Pak Wowo dan Pak Wiwi”. Dapat dipastikan yang dimaksud adalah Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
Beberapa bait lirik yang masih saya ingat :
Pak Wowo nyalon lagi
Pasangannya ada pak Wiwi
Terlihat ambisi sekali
Sampai melanggar konstitusi
Dulu pak Wowo oposisi
Gebrag meja dan emosi
Eh, diberi jabatan menteri pak Wowo manut pada pak Wiwi
Pak Wowo jadi menteri tak tahan jadi oposisi
Bagi rakyat yang mengerti tak kan pilih pa Wowo lagi
Kini pak Wowo nyalon lagi meneruskan misi pa Wiwi
Mau kritik takut dilirik
Dari lawan politik
Sorry yehhhh….sorry.
Mungkin saya suudzon, pastilah yang bikin itu lirik, kubu sebelah. Maklum sekarang musimnya saling serang. Saling intrik dan sirik.
Prabowo sendiri mengaku, semua yang ada di KIM adalah timnya pak Jokowi. Mereka itu Jokowi dengan Prabowo dan pimpinan parpol KIM sekarang sedang saling ketergantungan, saling membutuhkan satu sama lain. Bisa saja disebut saling menjebak.
Jokowi butuh dukungan KIM terutama setelah putra sulungnya GRR menjadi Cawapres. Bagi Jokowi tiada lain demi sang putra, KIM harus menang. Kalau tidak dua hal negatif bakal dia alami, aib dan tersingkir dari lingkar kekuasaan.
Untuk itu Jokowi rela dituduh membangun politik dinasti. Biarlah disebut presiden rasa sultan. Emang gue pikirin ?
Bagi Prabowo mengajak GRR menjadi Cawapres tentu berharap ada pertambahan ekektabilitas (walau kenyataanya tidak). Selain itu, selama ini PS memang sangat taqlid kepada boss Wiwi, mantan rival yang mengalahkanya dalam 2 kali pilpres.
Kali ini PS bertekad harus menang. Jangan sampai ucapannya di ruang publik akan naik gunung harus dibuktikan. Kepalang basah dia nyemplung sekalian.