Ahok tinggalkan imperium.
Menyusul Mahfud adalah Ahok alias Basuki Tjahaya Purnama. Tanggal 2 Februari dia juga mundur dari jabatan Komisaris Utama Pertamina. Dia pamit kepada Menteri BUMN karena ingin ikut kampanye mendukung pasangan Ganjar – Mahfud.
Langkah Ahok itu dianggap spektakuler dan penomenal. Dia telah nekad meninggalkan jabatan yang ibarat sebuah imperium. Selain jabatan mentereng pundi pundi Ahok juga sudah menggunung.
Pendapatan mantan gubernur DKI Jakarta itu mendekati Rp. 2 milyar sebulan. Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Fajar Joko Santoso, gaji Komut sekitar Rp.170 juta. Selain itu, juga mendapat insentif kinerja yang disebut “tantiem”.
Tantiem yang merupakan insentif dari keuntungan perusahaan, setiap tahun dibagikan kepada para direksi, komisaris dan pengawas secara proporsional.
Sebagai Komut, BCP mendapat 85 persen dari Dirut. Jika Dirut rata rata mendapat Rp.25 milyar maka Komut mendapat Rp. 21,25 milyar setahun atau Rp.1,77 milyar sebulan.
Tapi BCP tak hiraukan gunung fulus itu. Dan begitu out, dia langsung ikut kampanye akbar Ganjar Mahfud di JCC, bersama bu ketum Megawati.
Teman-teman saya di grup diskusi Ngadu Bako menyambut ceria kabar mundurnya dua pejabat negara itu.
Apalagi katanya ada lagi dua staf khusus presiden yang juga undur diri lantaran menjadi tim sukses salah satu paslon.
Jujur kami berharap peristiwa itu menjadi entry point, menjadi cakal bakal lahirnya budaya malu karena melanggar azas netralitas dan keniscayaan.