Minggu, 15 Desember 2024 23:56

Polisi minta Aiman membawa bukti penduduk yang jadi korban itu. Aiman  menolak. Sebagai wartawan tentu saja dia harus patuh pada kode etik jurnalistik. Kata pagar buatan sendiri  (kode etik) itu wartawan harus menyembunyikan identitas nara sumber, kecuali atas perintah hakim di pengadilan.

Berikutnya presiden RI ke 5 itu menyinggung kasus (intimidasi) di Gunung Kidul (Kulonprogo),  daerah istimewa Yogyakarta.

Di sana polisi dan paspampres bersitegang dengan ketua DPRD Kabupaten Kulonprogo, Endah Subekti. Pasalnya ketua DPC PDIP Kulonprogo itu menolak perintah polisi dan paspamres untuk menurunkan bendera PDIP di sebuah jalan disana. Alasan polisi, karena jalan itu akan dilalui presiden Jokowi.

Endah menolak dengan alasan tidak ada peraturan yang melarang partai memasang bendera. Apalagi dalam tahapan kampanye.

Selain itu ternyata bendera partai lain seperti Gerindra dan Golkar tidak diminta untuk diturunkan. Ini selain intimidasi juga diskriminasi. Padahal PDIP juga partai yang syah.

“Hai para relawan dan pendukung Ganjar Mahfud, jangan takut dengan intimidasi itu. Mereka itu (paslon sebelah) takut Ganjar Mahfud menang. Dan memang akan menang !!!! teriak banteng wadon itu seraya berteriak lagi, lebih nyaring; “Dalam satu putaraaannn !!!”.

Peristiwa matador ala indonesia itu memberi pertanda yang lebih meyakinkan bahwa antara Megawati dengan Jokowi itu secara defakto sudah benar-benar pecah kongsi. Mereka cuma secara de jure saja yang masih sekandang.

Analis dan konsultan politik,  Eep Saifullah Fatah S.IP, MA, Ph.D menyebut Jokowi itu berkhianat. Ibarat kacang lupa akan kulit. Dua hal yang dilupakan Jokowi dari Megawati, kesempatan/dukungan dan keteladanan, kata Eef dalam vodcast Abraham Samad baru baru ini.

Tahun 2014 , Megawati melepaskan hak pribadinya untuk nyapres. Padahal dia punya infrastruktur untuk itu (nyalon sendiri) yaitu  hak prerogratif dari partai untuk menunjuk capres.

Karena suara suara yang menyebut nama gubernur Jakarta itu begitu kencang Megawati pun melepas kesempatan pribadinya dan mengusung Jokowi berpasangan dengan Yusuf Kalla.

1 2 3



Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News dan KoranMandala WA Channel

Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial

Exit mobile version