Komisioner KPU Bety F S. mengaku sirekap diserang ratusan juta virus.
Teman-teman saya, pada ketawa ehem ehem, mendengar uraian kedua pembesar KPU itu.
Kalau benar kejadian itu by accident, maka KPU, kata teman teman, pin pin nger. Pinter pinter keblinger.
Tapi kalau kejadian itu benar benar by desain maka sesungguhnya KPU itu pinpinja, pintar pintar jahat, ngelabui dan membodohi rakyat.
Lagian sekarang ini tingkat kepercayaan publik kepada KPU sedang merosot. Salah satunya disebabkan putusan DKPP yang menyatakan Hasyim dkk (para komisioner) telah melanggar ethika berat dan memvonisnya dengan peringatan keras terahir.
Hal itu disebabkan karena KPU telah meloloskan pendaftaran Prabowo – Gibran menjadi pasangan calon. Padahal waktu tu, peraturan KPU tentang batas usia (40 th) belum berubah meskipun ada putusan MK No. 90/PUU-XXI/2023.
Hasyim berjanji akan mengkoreksi kesalahan input sirekap. Dia juga berkilah bahwa quick count itu berfungsi hanya sebagai pendamping saja.
Yang paling legal adalah hasil real count yang kini sedang berjalan. Sampai hari ketiga real count baru mencapai 43%. Hasilnya menunjukan perolehan 01, 34 % 02 , 51% dan 03 mendapat 16 %.
Paslon 01 dan 03 berharap diakhir real count, suara 02 akan turun ke bawah 50% sehingga pilpres harus berjalan dua putaran.
Jadi sampai hari ini (16 Februari), kata deputy komunikasi timnas Amin, Bambang Widjajanto, belum boleh ada pihak (paslon) yang mengklaim sebagai pemenang. Tenang dikit nape ?.- ***