Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
KORANMANDALA.COM – Heran suherlan saya, masa presiden Jokowi tidak percaya ada kecurangan dalam pemilu yang baru berlangsung. Padahal orang orang justru sedang rame-rame bicara soal akal mengakali tagar “pemilu luber dan jurdil” itu.
Kata dia (presiden Jokowi) bagaimana bisa curang di (TPS) terbuka. Ada saksi dari parpol, ada polisi, babinsa atsu linmas. Juga banyak masyarakat yang menyaksikan.
Tapi, masih kata dia, kalau memang ada ya laporkan saja ke Bawaslu atau MK.
Lalala enteng sekali dia omon.
Itu prosedural normatif atuh boss. Memang begitu kuduna.
Tapi masalahnya pan mereka itu wasit yang ikut nendang, ikut curang.
Dengarlah wahai baginda, banyak orang berteriak, bubarkan saja itu Bawaslu. Pecat itu pengurus KPU. Cukup banyak indikasi yang memberi tanda mereka “bermain”. Mereka curang.
Ketua Bawaslu Ahmad Bagja enak saja bilang; “kekisruhan itu tanggung jawab kita semua”.
Mendengar omon Bagja itu Rocky Gerung “nyrintil” Bagja,
“Enak saja, perbuatan (cawe cawe, politik dinasti, nepotisme dan lain-lain) kita harus tanggung jawab.