Pokoke people power itu sulit berhasil. Apalagi gerakan rakyat itu sendiri lemoy. Bagai mesin diesel yang susah panas. Pendeknya people power itu tidak mungkin dapat mendesak Jokowi mundur secara terpaksa.
Kata Mohammad Qodari, people power itu ibarat “revolusi dalam secangkir kopi” cuma bisa menghilangkan sedikit kantuk doang.
Upaya terakhir yaitu, melalui penggulingan atau kudeta. Biasanya cara ini dilakukan oleh kekuatan militer. Kita tidak pernah punya pengalaman cara itu. Bung Karno tidak pernah menghadapi upaya kudeta. Yang ada isu dewan jenderal yang ditebar PKI sebagai alibi dan pembenaran pemberontakan mereka melalui G30S tahun 1965.
Di luar itu bung Karno pernah mengalami 4 kali upaya pembunuhan. Katanya semua itu dikendalikan CIA. Central Intelligence Agency, CIA, yaitu lembaga intel Amerika untuk menyelidiki keadaan negara asing.
Amerika memang benci Soekarno. Sebabnya antara lain karena bung Karno dianggap terlalu dekat dengan komunis. Ada cerita tentang bung Karno dicuekin presiden Amerika Dwit D. Eisenhower gara gara dalam rombongannya ada ketua umum PKI Dipa Nusantara Aidit.
Yang kedua bung Karno telah membatalkan perjanjian Meja Bundar (KMB) antara Indonesia-Beranda yang disponsori Amerika.
Kemudian Suharto juga terbebas dari kudeta militer. Rupanya Suharto berhasil mengendalikan tentara dengan cara memberi peluang kepada tentara untuk menduduki jabatan sipil. Kebijakan dwifungsi telah memungkinan tentara jadi gubernur, bupati walikota dan jabatan sivil lainya. Dulu pernah ada adagium yang menyebut Akademi Militer sebagai sekolah calon bupati.
Bung Karno maupun Suharto jatuh bukan oleh tentara tapi oleh gerakan sivil yang tak punya senjata yang bernama gerakan rakyat atau people power.
Nah menurunkan Jokowi melalui kudeta militer juga mustahil. Joko Widodo telah membangun pagar istana yang kokoh. Ia mengangkat Kapolri dan panglima TNI orang dekat dan terpercaya. Mereka sama-sama pernah bertugas di Solo bersama Joko Widodo. Ceesan lah mereka.
Kerena itu, enteng saja dia menghadapi gerakan “turunkan Jokowi sekarang juga”. Bahkan terkesan menantang.