Semang(At) :
Bekerja dengan semangat itu outputnya produktivitas yang tinggi. Semangat itu akan membunuh rasa lelah dan malas.
Wartawan itu bekerja untuk kepentingan banyak orang. Dan imej itu akan menumbuhkan semangat nan tak kunjung padam. Ingat di depan itu banyak orang menanti informasi dari kita, tentang apa saja, tentang banyak hal.
Akal Seh(At).
Akal sehat atau nalar wajar, sangat diperlukan oleh profesi jurnalistik. Ia harus pandai mempertimbangkan sesuatu informasi layak disiarkan ke ruang publik atau disimpan di bawah meja. Tak semua informasi sebaik apapun yang serta merta bisa disajikan.
Begitu pentingnya faktor akal di dalam kehidupan, Allah berkali kali mengulang kata “al aqluu” di dalam Al Quran yang bertebaran di berbagai ayat.
Akal sehat itu suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia yang tidak diberikan kepada mahluk lain.
Untuk memenuhi berkembangnya akal sehat itu wartawan dibingkai dengan kode etik. Namanya kode etik jurnalistik (KEJ). Dan jurnalistik adalah profesi yang pertama memiliki kode etik. Kode itu pagar diri. Ada juga yang bilang, kode etik itu, polisi buatan sendiri.
Sepasang kaki yang ku(At) :
Wartawan itu harus sehat secara fisik. Sesungguhnya kata orang bijak badan sehat itu juga bisa melindungi akal sehat. Yang pasti, wartawan itu harus sehat jasmani. Ritme kerjanya nyaris tak berbatas. Kalau bisa 30 jam sehari. Nyaris tidak ada pembeda antara siang dan malam. Nyaris tak ada rumus jauh atau dekat. Gunung tinggi atau lembah curam. Semua wartawan harus seperti prajurit yang menerima perintah komandan dengan ucapan sigap dan tegap “siaappp !”.