Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
BANYAK orang terbengong bengong. Mata melotot tak berkedip. Persis Gatot Koco di tangan dalang Asep Sunadar (alm) di panggung wayang golek.
Hari itu, 21 Sepetember 2016, tiada hujan, tiada angin mendadak sontak, Mayor Agus Harimurti Yudoyono (AHY) keluar dari dinas militer. La la la kenapa ta ?
Ternyata oh ternyata, besoknya dia bersama Silviana Murni mendaftar di KPU Jakarta sebagai calon Gubernur Jakarta periode 2017-2022.
Silviana juga sama, baru risain dari jabatanya sebagai deputy gubernur. Dua duanya bagai supir angkot dikejar setor, atau artis sinetron dikejar tayang.
Pendek cerita pasangan itu keok. Pertandingan menjadi kangjeng gubernur itu dimenangkan pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Salahudin Sandiaga Uno.
Sudah kepalang basah rupanya, berenang sekalian. Itulah yang jadi pilihan putra mahkota Cikeas itu.
Sebelum lanjut, ada pertanyaan dari orang yang penasaran, sesungguhnya faktor apa yang menyebabkan dia sepertinya negong, mabur dari markas ?
Konon katanya, dia pesimis bisa jadi jenderal, meskipun waktu lulus akmil tahun 2000 dia mendapatkan bintang “adhymakayasa” sebagai ciri lulusan terbaik.
Masalahnya dia mendapat cedra fisik di bawah bahu sebelah kiri. Cacat itu sangat memungkinkan dia tidak bisa mengikuti ujian pecah bintang, menjadi perwira tinggi.
Setelah rasain lalu gagal nyalon gubernur, dia terjun ke dunia politik. Kendaraannya sudah disediakan ayahanda sultan Cikeas (Susilo Bambang Yudoyono). Tak tua tua amat sih, itu kendaraan. Yaah, buatan tahun 2003.