Kata Gusti, di Kabupaten Grobogan JawaTengah saja ada 3.000 hektar sawah yang tersapu banjir sehinggga gagal tanam.
Harga beras naik, juga disebabkan kerena pupuk langka dan mahal, dan itu terjadi akibat perang Kroasia dan Rusia yang menghambat distribusi.
Lalu ada lagi pertanyaan, bagaimana dengan food estate yang digagas presiden Joko Widodo ?
Lumbung pangan nasional itu seharusnya sudah bisa mengatasi kesulitan beras dan bahan pangan lainya.
Dalam kerangka food estate, tanaman padi itu dipusatkan di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas (Kalimantan Tengah), Kabupaten Sumba Tengah (NTT), Kabupaten Peerom (Papua) dan Kabupaten Merauke (Papua Selatan).
Pemerintah telah mengeluarkan anggaran cukup besar untuk program itu. Tahun 2024 saja anggaran pangan Rp.108,8 trilyun.
Tapi itulah yang terjadi. Beras terbang tinggi, langka dan mahal. Padahal selain ada food estate, kita juga masih mengimpor beras.
Tahun ini rencananya Badan Pangan Nasional akan impor 2,5 juta ton.
Bingung ? Ya pastilah. Kadang memamg, bingung itu sudah jadi makanan sehari hari.
Tidak ada beras, makanlah bingung.- ***