Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)

ADA yang menarik dari rapat kabinet di Istana, 27 Fbruari lalu. Nyaris mata semua orang memandangnya. Semua menteri dan pejabat yang hadir mengarahkan pelotot matanya ke sana. Pun pula saya,  yang baru saja mendapat kiriman video peristiwa itu.

Tak lain dan tak bukan adalah salaman antara KSP Muldoko dan Menteri ATR/Kepala BPN anyar Agus Harimurti Yudoyono (AHY).

Ketua Umum partai Demokrat itu belum seminggu dilantik jadi menteri. Dan itu merupakan kehadiran pertama baginya dalam “ranet” (rapat kabinet).

Bagi orang yang tahu dan masih ingat tentu peristiwa itu muskil walau bukan mustahil. Ibarat musuh “gerot” yang dipaksa berdamai oleh relasi kuasa.

Dalam tangkapan layar tampak Muldoko yang datang belakangan mendapati dan menyalami  sejumlah menteri dan pejabat negara lain (termasuk  AHY), yang  sudah kumpul di luar ruang rapat. Setelah menyalami yang lain Pak Mul (mau gak mau ?) harus menyalami AHY yang sedang ngobrol dengan Menko Polhukam (baru) Hadi Tjahjanto. Kalau enggak, apa kata dunia dalam berita.

AHY sedikit tersentak, manyambut tangan mantan panglima TNI itu. Lalu dia Muldoko (MLD) mlengos masuk ke ruang sidang.  Belakangan di ruang sidang mereka sempat duduk berdampingan. Tapi tidak ada tegur sapa, sampai kemudian datang menteri Dikbuddikting Nadiem Makarim mengajak ngobrol AHY.  Sementara MLD memalingkan muka ke kanan dengan gestur kesal.

Muldoko itu tahun 2021 membuat negara ini heboh sureboh. Dia bersama serpihan kader Demokrat dituduh mau mencaplok partai bintang mercy dari tangan AHY yang diangkat jadi ketum dalam kongres tahuh 2020.

Sejumlah kader yang kecewa pada kepemimpinan AHY antara lain Johny Alien Marbun, Marzuki Ali, Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Ahmad Yahya dan lain-lain melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit Deli Serdang Sumatra Utara.

Kongres yang berlangsung 2 hari (3-5 Maret 2021) menunjuk Muldoko menjadi Ketua Umum.

Selain tentu dari kubu AHY yang menolak KLB itu, reaksi juga datang dari berbagai pihak. Kebanyakan mencela langkah para kader itu.

1 2 3



Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News dan KoranMandala WA Channel

Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial

Exit mobile version