Tanggal 21 Februari (66), bung Karno merombak kabinet (100 menteri). Tapi langkah itu tidak memuaskan para pendemo. Dalam kabinet baru itu masih banyak menteri yang dekat dengan PKI (komunis).

Pemberontakan G30S sendiri terjadi karena selama 1 tahun sebelumnya terjadi perang dingin antara ABRI dengan PKI.

ABRI menenggarai PKI ingin mengambil alih kekuasaan dengan menggunakan isu bung Karno sakit berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ahli dari China. Sementara PKI menuduh ABRI akan mengkudeta bung Karno pada hari ABRI 5 Oktober, dengan isu Dewan Jenderal.

Selain itu “permusuhan” keduanya terjadi lantaran ABRI menolak usul PKI untuk mempersenjatai petani dan nelayan dan menjadikan mereka sebagai angkatan ke lima.

Kembali kepada topik super semar (Surat Perintah Sebelas Maret), setelah sidang kabinet bubar, 3 orang jendral yaitu M. Yusuf, Amir Mahmud dan Basuki Rahmat, menemui Menteri Panglima Angkatan Darat jendral Suharto yang tidak hadir di sidang kabinet karena sakit.

Selanjutnya ketiganya diutus menemui presiden di istana Bogor. Maksudnya meminta agar presiden menugaskan jendral Suharto sebagai Pangad dan Pangkopkamtib , untuk menyelesaikan masalah keamanan dengan menjaga keamanan dan keselamatan presiden dan keluarga, serta keamanan seluruh bangsa dan negara.

Setelah sempat bersitegang, bahkan menurut pengakuan seorang anggota keamanan presiden bernama Sukardjo Sularjito salah seorang diantara utusan itu ada yang menodongkan pistol kepada bung Karno, akhirnya bung Karno menanda tangani Surat Perintah itu.

Mengacu kepada momennya, SP itu dikenal dengan Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar.

Sehari setelah itu (tanggal 12 Maret 1966) Suharto atas nama Presiden membubarkan PKI berserta seluruh organisasi di bawahnya.

Beberapa waktu kemudian beberapa orang menteri seperti Subandrio, Leimena dan Chaerul Saleh, ditangkap.

1 2 3



Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version