Kabarnya apa yang dilakukan Suharto mengecewakan bung Karno. Pembubaran PKI dan penangkapan beberapa menteri kesayangan tidak termasuk yang dimaui bung Karno.
Kekecewaan bertambah karena Suharto tidak pernah melaporkan apa yang dilakukannya, seperti tercantum dalam salah satu diktum Supersemar.
At last, sesungguhnya, hakekat dan realitanya Supersemar itu bagi Suharto tak lain dan tak bukan merupakan pelimpahan kekuasaan. Sejak tanggal itu kenyataanya bung Karno tidak pernah menginjakkan kaki di istana.
Suharto sendiri dengan bantuan para mahasiswa berhasil meyakinkan MPR(S).
Majlis yang dimpimpin AH Nasution itu akhirnya membatalkan mandat dari Presiden Sukarno sekaligus mengangkat Suharto menjadi Presiden RI (kedua).
Bung Karno selanjutnya menjalani tahanan rumah di Wisma Yaso, sampai wafat di sana.
Jika ada kebaikan Suharto (mikul duwur mendem jero) adalah tidak membawa proklamator itu ke ruang pengadilan.
Tapi kata orang, upayanya mendapatkan Supersemar sebagai kudeta terselubung, sulit dinafikan.- ***