Masih dalam tahun itu pemerintah membekukan serikat serikat buruh yang berafiliasi ke partai politik menyusul dibentuknya Korp Pegawai Republik Indonesia (KORPRI). Semua PNS termasuk pegawai BUMN harus masuk Korpri.
Pada giliranya Korpri juga “dibina” agar PNS dan keluarga memilih Sekber Golkar. Hasilnya, pada pemilu 1977 Korpri menyumbang 10 juta suara kepada pohon beringin.
Bukan tak ada resistensi pada langkah pemerintah itu. Partai politik mencoba menolak politik partai terbatas itu.
Namun, pada situasi dimana hegemoni kekuasaan masih dominan, berlakulah ibarat kata, anjing menggonggong buldozer tetap nyuruduk.
Sebagai balas jasa, Ali diangkat jadi Kepala BAKIN dan Menteri Penerangan (1978-1983) serta wakil ketua Dewan Pertimbangan Agung (1983-1984).
Sayang pria kelahiran Blora 24 September 1924 itu tersungkur di depan meja kerjanya tanggal 4 Mei 1984.
Jantungnya tidak mampu bertahan pada seranganya yang ke empat. Ali dipanggil pulang ke kampung halaman sejatinya, menghadap ilahi robby, dengan pangkat terakhir letnan jendral.
Selesailah sudah, tugas sang mahapatih.- ***