Lalu di sebuah masjid kecil bernama Al Areesh tak jauh dari lokasi, Rasul menyusun strategi.
Pasukan dibuat berjejer rapat menghalangi jalan musuh mendekati mata air.
Rasul sendiri berdiri di atas gundukan tanah berbentuk bukit kecil yang dibuat oleh Saad bin Muladz. Di sana Rasul memperhatikan dan memberi petunjuk kapada pasukan.
Strategi yang dirancang Rasul sebagai komandan pasukan ternyata jitu. Ketika kafilah itu sudah mendekat pasukan Islam menghadang dengan lemparan anak panah dari jarak jauh. Tetapi karena didera haus dan dahaga pasukan kafir terus mendesak mendekat mata air yang sudah dipagar betis pasukan Islam. Ketiks jarak sudah dekat baru 8 pedang dihunus.
Dalam waktu 2 jam, 50 orang musuh tewas. Sisanya berlarian meninggalkan mayat serta barang bawaan (hasil niaga) serta unta dan kuda.
Banyak anggota pasukan bingung, ketika baku tikam, mereka melihat ada kepala yang terpenggal atau tangan terputus tanpa ada yang mengayunkan pedang.
Baru kemudian mereka maphum, ketika turun ayat 123 Surat Al Imran ; “Sesungguhnya Allah telah menolong mereka dalam perang Badr. Mereka dalam keadaan lemah (sedang puasa dan baru sampai, hijrah). Bertaqwalah kepada Allah agar kamu bersyukur”.
Dalam ayat berikutnya (124), disebutkan bahwa Allah telah membantu dengan menurunkan 3 ribu malaikat.
Ayat 125, jika mereka kembali menyerang akan kurutunkan lagi 5 ribu malaikat.
Cawapres 03 Mahfud MD menyebut gerakan rakyat menurunkan Jokowi itu identik dengan perang Badr sama-sama memerangi kezaliman dan kemunafikan. Amal ma’ruf nahi munkar. Bukan mustahil, Allah juga menurunkan malaikat, menebas keangkuhan penguasa.- ***