Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
ADA yang cuma mesem mesem, yang manggut juga ada. Bahkan yang ketawa ngakak juga ada. Itulah kelakuan teman-teman di grup diskusi Ngadu Bako.
Biasa kami kumpul kumpul kalau ada momen atau gebrak politik. Ngobrol ngalor ngidul sambil ngopay dan adu bako.
Kali ini topiknya ngupas peristiwa Prabowo yang ngaku sebagai presiden terpilih, mengunjungi Surya Paloh di markas besarnya “Nasdem Tower”.
Pak jenggot menyambut pak jendral dengan sumringah. Lalu meniru orang Turki, cipika cipika.
Itulah orkresta politik, Itulah joget gemoy.
Itu tanda mereka memulai akting sinetron yang membuat rakyat pusing tujuh kuriling.
Itulah juga kebenaran makna pemilu untuk mereka, para elit dan bandar politik.
Benar kata si Tata tukang ojeg dan si Nunu supir angkot.
Abdi mah, saha ge nu kapilih angger tukang ojeg, moal jadi mantri atau komisaris BUMN.
Maka itu, kami tidak kaget, cuma geli doang kaya dikletek perut, ketika mendengar Surya Paloh dan Sekjen PKS menyampaikan ucapan selamat kepada PS atas kemenangannya.