Kamu kalau tidak mau melaksanakan perintah, kekuar saja dari tentara. Lalu masuk partai politik. Mungkin nanti kamu bisa menjadi menteri Pertahanan, gak masalah, aku akan hormat padamu.
Tentang kenapa Surat perintah yang ditanda tangani Kasad Rudini itu tak terungkap jelas.
Hendro Subroto penulis buku “Sintong Panjaitan, Perjalanan seorang perajurit Komando cuma menduga Prabowo enggan pindah dari Kopashandha. Gengsi dong, masa baret merah harus ganti baret hijau. Apa kata dunia.
Kemungkinan juga Brigjen Wismoyo ada ewuh pakewuh untuk melaksanakannya. Maklum pan Wowo sudah jadi mantu presiden Suharto.
Padahal sebenarnya Wismoyo juga punya garis lurus ke Cendana. Istri Wismoyo itu adik kandung ibu Tien Suharto.
Tapi begitulah, semua orang harus hati-hati berhadapan dengan Prabowo. Dia itu menikah dengan Titiek Hediyati (Titik Suharto) awal 1985 ketika pangkat kapten.
Menurut Sintong kepada Hendro Subroto, setelah jadi mantu presiden PS itu ganti lelakon. Kalau dulu senang cerita tentang strategi perang, belakangan yang diomongkan masalah politik melulu, soal istana dan para pejabat di lingkar istana.
Hendro juga menulis sejak Sintong marah dan menyuruh Prabowo keluar dari tentara, hubungan Prabowo-Sintong menjadi jauh. Bahkan terkesan permusuhan. Mereka tak pernah ketemu lagi karena sejak peristiwa itu, menurut pengakuan Sintong, mereka tak pernah ketemu lagi. Mereka baru ketemu lagi tahun 1998 ketika Letjen Prabowo nyelonong masuk istana mau ketemu presiden BJ Habibie.
Waktu itu PS sudah jadi Pangkostrad dan Letjen Sintong penasihat presiden bidang Keamanan dan Pertahanan.
Ada cerita Luhut Binsar soal pelaksanaan mutasi PS yang sempat jadi masalah itu. Kata Luhut, dia pernah diminta pendapat oleh jenderal Tri Sutrisno yang awal 1986 jadi Kasad menggantikan jendral Rudini.