Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
ADA kabar yang tersebar, katanya mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzanul Ulum akan mencalonkan atau dicalonkan dalam pilkada kota Tasikmalaya.
Tentu saja kabar itu mendapat perhatian banyak kalangan.
Anggota Dewan Pakar DPW PPP Jawa Barat Basuki Rahmat mengakui banyak masyarakat kota Tasikmalaya meminta agar Uu mencalonkan/dicalonkan pada pilkot Tasikmalaya 2024.
Menurut kami, kata Basuki, Uu yang memiliki latar belakang santri sangat pas memimpin kota Tasik yang mendapat julukan kontra santri. Uu juga memiliki jaringan luas di kota dan kabupaten Tasikmalaya. Dia pernah menjabat ketua DPRD dan Bupati.
Tapi itu belum ada keputusan, masih dalam pembicaraan internal. Politik itu unik, menarik dan kadang nyentrik.
Masa mantan wakil gubernur turun jadi walikota. Itu keluar dari pakem. Tapi kenyataannya memang hal serupa pernah terjadi.
Khopifah Indarparawansa mundur dari jabatan menteri (Sosial) lantaran ikut dan menang dalam pilgub Jatim. Kabarnya Muhaimin Iskandar jika gagal jadi wakil presiden, akan nyagub di Jatim.
Kabarnya pula, cak Imin tak berhasrat jadi menteri. Padahal menurut Bocor Alus majalah Tempo, PKB ditawari 2 kursi menteri jika mau gabung dalam kabinet Indonesia Emas (Prabowo-Gibran).
Zaman Dwifungsi ABRI era pemerintahan Orde Baru ada kesetaraan jabatan antara civil dengan ABRI.
Tentara yang mau menjabat bupati walikota serara harus berpangkat kolonel, serendah rendahnya letnan kolonel.