Dalam RUU itu disebut Gubernur Betawi itu diangkat oleh Presiden. Tak hanya ditolak, RUU itu juga diketawain para anggota legislatif di Senayan. Dan DPR memutuskan gubernur Jakarta tetap dipilih oleh rakyat. Tok !
Tapi bagai pelaut dari Makasar, sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. Jokowi maju terus.
Kaesang yang bisa jadi ketum partai (PSI) super kilat, hanya 2 hari, kabarnya mau nyalon jadi wali kota Depok. Eh belakangan muncul lagi wacana baru. Mantu termuda (isteri Kaesang), Erina Gudono akan nyalon jadi walikota Sleman. Ada lagi kabar, Asisten Pribadi Iriana akan didukung untuk nyalon di kota Bogor. Juga mantan ajudan Jokowi di Boyolali.
Untuk itulah Jokowi, mencoba meminta MK memajukan jadwal pilkada serentak dari 27 Nopember menjadi September 2024.
Tapi Judicial Review itu ditolak MK. Artinya pilkada di 271 daerah itu tetap diselenggarakan setelah dia lengser keprabon, pulang ke Karanganyar. Di sana rumah megah hadiah negara sudah dibangun di atas tanah seluas 3 hektar. Kabarnya lahannya saja bernilai Rp.30 milyar. Waduh !
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian begini jadinya mas Hasto.
Eman-eman atuh, masa kandang banteng dirusak wong ndeso.- ***