Bagi kita, wabil khusus para pemohon, apapun yang mendasari tranformasi MK keluar dari Pakem sebagai Mahkamah Kalkulator itu, bukan soal. Semua pasti harus disyukuri.
Supaya juga ada juris prudensi hukum ke depan sehingga pemilu ke depan bebas pelanggaran.
Apalagi kalau itu semua kehendak Allah.
“Innama amruhu idza aroda Syaian Ayyakula lahu kun Fayaqun”.
Sesungguhnya urusannya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata, jadilah, maka jadilah ia. (Yasin 82).
Suara lantang ( kadang takabur) pengacara yang cincin di jarinya segede batu gunung galunggung, kecil, dimata “kunNya” yang Maha Perkasa, Allah subhanahu wataala.
Minggir lah kau Hotman Paris Hutapea.- ***