Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
JALAN Lintas Selatan (JLS) di Jawa Barat sudah rampung dan mulus. Kabarnya demikianpun di Jawa Tengah. Tinggal beberapa titik di Jawa Timur. Tapi musim mudik tahun ini sudah bisa digunakan dari Serang di Provinsi Banten sampai Banyuwangi (1 547.6 km) di Jawa Timur.
Di Jawa Barat, formalnya JLS itu, terbentang dari Cibareno di Kabupaten Sukabumi sampai Majingklak di Kabupaten Pangandaran ( 241,7 km).
Sejak tahun 2010 ada kesepakatan antara pemprov Jabar dengan kementerian PUPR untuk mengembangkan jalan lintas selatan itu.
Menurut gubenur (Ahmad Heriawan), pemprov berkewajiban membebaskan lahan, sementara Kemenpupr membangun konstruksi.
Jalan itu dikembangkan menjadi lebar 24 meter dengan status jalan nasional.
Dasar pikir pembangunan JLS itu sejatinya untuk terciptanya keseimbangan ekonomi masyarakat selatan dengan utara yang dianggap sudah lebih maju.
Ternyata setelah jalan itu terwujud, ada aspek lain, yaitu terbukanya destinasi wisata.
Lintas Selatan itu ternyata memiliki panorama yang indahnya tiada tara. Sepanjang perjalanan, pengguna disuguhi keindahan alam berupa hamparan pantai laut berpadu dengan pepohonan di sepanjang jalan. JLS itu ibarat “hidden gems”, membuka sesuatu yang tersembunyi.
Potensi-potensi wisata terdapat di semua wilayah kabupaten di Jabar Selatan.
Di Sukabumi ada Puncak Habibie dan Pelabuhan Ratu.