Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
KATA Sekretaris Utama BPS, jumlah masyarakat miskin Indonesia per Maret 2023 ada 25,9 juta atau 9,36 persen. Jumlah itu turun 460.000 (0,21%) dari tahun sebelumnya.
Tapi anehnya anggaran bansos tahun ini justru meningkat. Menurut Menkeu Sri Mulyani anggaran bansos tahun ini mencapai Rp.596,8 trilyun. Naik sekitar Rp.20 trilyun dari tahun sebelumnya yang Rp.576 trilyun.
Sementara, logika dan akal sehat, tentu mengatakan, kalau angka kemiskinan menurun maka bantuan sosial juga seharusnya turun, ya kan ?
Kok bisa malah naik.
Apalagi ada bansos yang dibagi-bagi langsung oleh Presiden Jokowi (termasuk yang di depan istana) yang anggarannya di luar anggaran bansos yang Rp.596,8 trilyun itu.
Kata SMI, bansos yang dibagi-bagi langsung oleh Presiden itu, dikeluarkan dari anggaran operasional presiden, sekitar Rp.100 milyar.
La la la kok bisa.
Ya bisa lah, masa menkeu SMI wadul.
Itu terasa makin tidak logis, makin nyut nyutan. Bagai mana rumusnya ?
Di lain sisi, oke rumusnya belum jelas, lalu apa motifnya?
Pasti ada udang dibalik bansos.