CUT NYAK DHIEN :
Cut Nyak Dhien memilih berjuang atas nama emansipasi dengan memanggul senjata. Perempuan kelahiran Aceh Barat itu mendapat julukan Srikandi dari tanah rencong lantaran kepiawaiannya memuntahkan peluru dari moncong senjatanya.
Semangat bertempurnya makin menjadi ketika suami pertamanya Ibrahim Langas tewas (1889) dan suami kedua Tengku Umar gugur (1899).
Ia bagai banteng ketaton berperang melawan musuh. Tapi akhirnya dia tertangkap musuh. Ia dibuang ke Sumedang Jawa Barat dan wafat disana tahun 1908.
Cut juga mendapat gelar pahlawan nasional.
MARIA WALANDA MARAMIS :
Ia lahir di Keina Sulawesi Utara 1 Desember 1872. Perjuangan emansipasinya antara lain mendirikan organisasi pencinta ibu (Pikat). Organisasi ini mendidik ibu-ibu cara mendidik anak dan mengurus rumah tahgga.
Dia juga rajin menulis artikel di surat kabar Minahasa. Karena kiprahnya itu, ia disegani dan dihormati masyarakat Minahasa.
NYI AGENG SERANG :
Nama lengkapnya Raden Ageng Kustiyah Wulan Ningsih Retno Edi. Mulai melibatkan diri dalam peperangan melawan penjajah setelah panembahan Serang menolak perjanjian Gayanti karena dirasa memberatkan rakyat.