Kustiyah tertangkap dan dibawa ke Yogyakarta. Tapi bisa melarikan diri. Kemudian bergabung dengan Pangeran Diponegoro yang juga sedang berperang melawan Belanda. Dia meninggal tahun 1928 ketika perang Diponegoro sedang berlangsung.
Itu adalah beberapa nama dari banyak pejuang wanita atau wanita pejuang. Karena durasilah mereka tidak tercover dalam tulisan ini. Memang berbeda peran, sesuai tempat, kondisi serta jamannya.
Tapi mereka telah berjuang untuk kesetaraan gender.
Perempuan dan laki-laki berjuang bersama untuk kemerdekaan bangsa.
Kini giliran kita mengenang perjuangan seorang wanita beretnis Jawa, bernama Raden Ajeng Kartini yang ingin kaumnya, perempuan, terbebas dari belenggu adat (Jawa) yang mengkungkungnya.
Selamat Hari Kartini 21 April 2024.- ***