Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
POLITISI yang gak punya partai tak ubah seperti seorang gelandangan. Bingung kemana akan melangkah. Akhirnya terserah kemana jari kaki membawanya.
Tak sulit diterka, kalimat di atas tertuju buat seorang Anies Baswedan. Dia masih bingung kemana akan melangkah. Ikut gabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran, rasanya ogah dia. Lagian Prabowo sendiri belum terdengar mau mengajaknya.
Mungkin Prabowo masih nesu dienyek Anies dalam debat capres. Diberi nilai 11 tapi dari 100.
Sorry mas Aniesss ! Jangan-jangan itu yang akan diucapkan PS ketika. Anies datang mengemis.
Dia, Anies, meski tidak keberatan kembali nyagub di Jakarta, tapi belum ada partai yang mendukung. PKS yang dulu ikut mendukung, sekarang mungkin punya kader internal yang mau diusung.
Lagian seperti kata Adi Prayitno, kalau kembali ke Jakarta, berarti dalam politik Anies turun grade, turun kasta.
Masa dari capres ke cagub lagi. Dari sersan mau jadi kopral ? Gengsi dong !
Apa kata dunia.
Adpray malah mengusulkan Anies membuat partai sendiri. Supaya tidak jadi gelandangan politik lagi.
Kansnya cukup bagus. Katanya sekarang sudah terkumpul 20 ribu dukungan dari para relawan dan pendukung. Mereka akan mengerahkan para pemilih Anies menjadi angggota partai. Namanya juga sudah dirancang Partai Pejuang Perubahan Indonesia. (PPPI). Anies bisa jadi Ketua Umum atau level di atasnya semacam Dewan Pembina, Dewan Kehormatan atau jabatan bergengsi lainnya.
Akan halnya mantan yang satu lagi, Ganjar Pranowo. Dia juga agak sulit memandang langkah ke depan. Di PDIP Ganjar boleh dibilang masih anak bawang. Dia bukan pejabat fungsional, cuma anggota dan kader biasa.
Dia juga sudah tegas menjawab tidak mau gabung dengan pemerintahan Prabowo Gibran.
Sebagai kader yang setia ke kandang banteng, tentu dia akan taat dan ikut kemana PDIP akan melangkah.
Memang sekarang santer terdengar PDIP akan menjadi oposisi, tapi politik pan dinamis, bisa berubah anytime, dari detik ke detik.
Kalau sampe ini yang terjadi, tentu Ganjar akan bingung.
Tapi banyak orang berharap, banteng tetap di kandang, tak usah nyebrang ke kandang macan.
Kalau sampai PDIP juga gabung ke Pragib dapat dipastikan pemerintahan akan berjalan tanpa oposisi.
Ruang sidang DPR akan sepi dari interupsi. Juga tak akan terlihat lagi barisan orang keluar ruang sidang, walk out.
Yang terdengar hanya rampak sekar “setujuuuu !”. Tok tok tok, gelegar palu ketua sidang.
Dan itu berbahaya, tidak ada check and balance, lagi-lagi kata Adi Prayitno.- ***