Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
ADA nada nyindir dan ngenye dari ucapan Zulkifli Hasan baru baru ini. Ketum Partai Amanat Nasional itu menanggapi wacana Muhaimin Iskandar dengan PKBnya yang akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo Gibran.
Secara politik itu hal biasa, kata Zulhas. Tapi, jangan lupa di koalisi Indonesia itu ada orang murtadz.
Yang dimaksud tentulah dia sendiri.
Waktu kampanye pilpres yang lalu, Zul, tidak tahu sengaja atau cuma Slip of the tongue, bilang begini “Sekarang ini, ketika imam (shalat) bilang walladdzoliinnn, ada yang tidak menyahut dengan “aamiin” tapi ganti dengan “qaabuull”.
Keruan saja ucapan itu mengundang reaksi keras terutama dari kalangan muslim, khususnya dari para pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Amin itu kan tagar perjuangan mereka. Anies Imin, Amin.
Bahkan ada yang menuduh Zulhas itu telah murtadz.
La la la sampai segitunya, bang Zulhas ?
Murtadz itu orang yang sangat tercela dalam Islam. Dalam buku “Murtadz menurut Perundangan Islam disebut secara ethimologis, para akhli fiqih merujuk kepada prasa “ruju ‘an al Islam” yang artinya berbalik atau keluar dari Islam.
Secara syariat berarti “seorang muslim menjadi kafir setelah keislamannya”.
Zulhas lupa kali pada Al Imran 90 “Sesungguhnya orang yang kafir setelah beriman, sekali kali tidak akan diterima taubatnya. Mereka temasuk orang orang sesat”. Nah tuh Zul, Zul.
Sekarang giliran Zul menyindir dan ngenye Muhaimin Iskandar.
Apaan pake masuk KIM, di sana kan ada orang murtadz.
Iya juga ya. Padahal kan Imin itu seorang santri, panglimanya malah. Panglima santri.
Bahaya tah cak !
Ingat adanya ungkapan bahwa orang itu bagaimana lingkungan. Kalau hidup dengan harimau lama lama ia akan mengaum. Atau jika hidup bersama domba, ia akan mengembik, embeeek.
Lagian tuh Refly Harun sudah ngambek. Pentolan Timnas Amin itu berteriak lantang “Kalau sampai Surya Paloh dan Muhaimin Iskandar bergabung dengan KIM, mereka adalah pengkhianat”. Pengkhianat itu termasuk golongan munafik kan Cak. Masa ente gak tahu. Saendeng endeng masantren bahkan jadi panglima santri.
Banyak orang berharap kalian tetap berada dalam kubu oposisi bersama dengan Surya Paloh (Nasdem) dan Ahmad Syaihu (PKS). Lalu memperkuat kubu penyeimbang bersama PDIP.
Negara ini berbahaya kalau tidak ada kontrol (check and balance). Bisa tumbuh otoritarian dan ketidakadilan.
Jangan terbius ajakan kubu Prabowo Gibran. Mereka itu cari 9 kawan dengan 1 lawan.
Itu mah prinsip perjuangan PKI atuh, Cak, bang Brewok.
Ingat bagaimana nasib perubahan ? Kok luluh pada pola pikir keberlanjutan. Melanjutkan pola Jokowi yang antah barantah ?
Kasihan rakyat. Pendukung kalian itu (01 dan 03) hampir 70 juta. Jangan dikhianati dong.- ***