Oleh : Dedi Asikin (wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
DARI segi nawaitu atau niat bathin, Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membentuk Presidensial Club, baik baik saja. Itu salah satu bentuk upaya agar pemerintahnya mendapat dukungan semua pihak. Bulat seperti bola pingpong.
Presiden Club ada di beberapa negara seperi Amerika atau Eropah. Di Spanyol ada Madrid de club. Beda sedikit, di Madrid itu termasuk wakil presiden bisa masuk klub.
Mereka itu kumpulan mantan yang pernah menjadi presiden di negara tersebut. Secara periodik memberi masukan kepada presiden yang sedang berkuasa. Di sana bisa bertemu, mereka yang pernah menjadi lawan dalam pilpres sebelumnya atau memang politik partainya berlawanan.
Tapi dalam club itu mereka harus memikirkan secara bersama, sumbang pikir kepada presiden yang sedang berkuasa.
Jika dulu ketika kampanye mereka sempat saling kritik, bahkan buli dan cerca, ibarat harimau yang saling mengaum, kini bermesraan ibarat kambing yang mengembik.
Adab dan budaya orang barat itu dikenal gentle, mudah memaafkan dan tidak menyimpan dendam.
Agak berbeda dengan di kita. Dan inilah yang harus dikaji ulang oleh Prabowo sebelum memaksakan niat membentuk Presidensial Club itu.
Dari segi jumlah misalnya, mantan presiden itu hanya 3 orang. Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo.
Tapi kemarin terdengar kabar bahwa Megawati menolak pembentukan klub itu.
Sebenarnya walau tidak menolak sekalipun, agak sulit diyakini bahwa ketiga tokoh itu bisa bekerja sama dengan baik. Jangan dinafikan bahwa hubungan antara Megawati dengan SBY, sudah 15 tahun tidak baik-baik saja. Mereka seperti enggan satu sama lain untuk sekedar bertegur sapa saja.
Apalagi kini antara Megawati dengan Jokowi, sudah benar-benar pecah kongsi. Jokowi telah lari dari kandang banteng.
Jika pun mereka dipersatukan tidak dapat diharap bisa bekerja sama dengan baik.
Karakter dendam kesumat rupanya masih menjadi ciri pada sebagian masyarakat kita, termasuk beberapa elit.
Prabowo harus mengkaji ulang rencana itu.
Kalau benar Megawati menolak, artinya di presiden club itu hanya ada dua orang anggota saja. Laki laki semua lagi.
Bisa bisa mereka cuma main anggar, mas Wowo. Ha ha ha.- ***