Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
BANYAK banteng sedang ketaton. Ditanduk kawan dari belakang. Mereka berang bukan kepalang. Ancaman dan sumpah serapah tumpah dimana mana.
Kader-kader yang berang bukan kepalang itu sebut saja, Adian Napitupulu, Dedi Sitorus, Masinton Pasaribu dan lain-lain.
Dan yang paling garang dan siap menyerang adalah Sekjen Hasto Kristianto. Dimana saja ditanya oleh siapa saja soal dua orang itu (Jokowi dan Gibran), pasti dia meledak ledak, muncrat sumpah serapah, sampai mulutnya berbuih buih.
Kurang ajar tu orang dua. Menanduk dari belakang.
Tapi yen tak dele dele, sepertinya ada dua faksi di dalam kandang banteng itu.
Satu kelompok yang bersikap tegas dan lugas. Hanya ada satu kata menghadapi sang penghianat “lawan !!!”. Ini artinya menolak masuk koalisi Pragib.
Tapi ada kelompok atau faksi lain yang tenang tenang saja. Di sana salah satunya ada Puan Maharani. Pewaris politik bung Karno dan bunda Ketum Megawati itu mewarisi sifat ayahandanya Taufik Kiemas. Kalem dan lebih kompromistik.
Maka dalam sikap terhadap tagar masuk koalisi Pragib atau tetap berada di luar sebagai oposisi, ada dua pilihan, koalisi atau oposisi.
Dan kontroversi politik PDIP itu tak ayal membetot rasa penasaran banyak orang.
Nah tanda tanya itu terpaksa harus disimpan dulu. Jawaban pasti akan mereka putuskan pada rakernas yang akan dibuka tanggal 24 Mei mendatang.
Soal terdapatnya 2 faksi di dalam tubuh PDIP itu memang sudah ada dari sononya.
Pengamat politik Yunarto Wijaya menyebut dulu faksi itu terjadi pada suami isteri pemimpin partai berlambang kepala banteng moncong putih itu. Sikap keras ditunjukan ketum Megawati Sukarnoputri sementara sang suami Taufik Kiemas lebih lunak dan kompromistis.
Waktu SBY meminta Taufik menjadi Ketua MPR dan menerima, sang isteri murka tiada tara. Megawati memang sedang marah kepada SBY karena merasa dibohongi soal nyalon presiden 2004.
Kata Yunarto, pertengkaran politik itu menyentuh rumah tangga. Mereka sampai sempat pisah rumah segala. Waduh, segitunya tuh.
Rupanya sifat dan sikap Puan Maharani yang tampak lebih humbel, dan kompromistis, turun dari sang ayah.
Dalam dualisme sikap terhadap ajakan gabung koalisi pemerintahan Pragib itu, ada kemungkinan Puan ikut kelompok oke koalisi, atau setidak tidaknya bersikap netral.
Yang diperkirakan tetap menolak koalisi adalah Masinton, Adian Napitupulu, Dedi Sitompul dan tentu Ganjar Pranowo. Tapi biasanya para kader selalu tumut kepada keputusan bunda Ketum, Megawati.
Menurut prediksi Yunarto, Mega akan memutuskan tetap berada di luar koalisi.
Kata Yunarto Mega itu sangat komit pada prinsip demokrasi.
Dia akan mempertimbangkan suara pendukung Ganjar Mahfud yang 17% atau hampir 25 juta orang itu.
Setidaknya sampai waktu pelantikan Prabowo Gibran, PDIP akan tetap di luar. Selanjutnya Mega akan melihat perilaku Jokowi setelah melepas jabatan presiden, serta Gibran dalam jabatan wapres.- ***
–