Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
MINGGU pagi ini, 432 orang calon jemaah haji asal kabupaten Subang bertolak dari embarkasi Indramayu menuju bandara internasional Kertajati
Mereka dilepas Plt Gubernur Jawa Barat Bey Mahmudin bersama Sekjen Kementerian Agama Ali Ramdani.
Gema talbiyah “labaik allahuma labaik ” terdengar bergemuruh.
Merinding juga rasanya hati ini.
Inilah realita upaya kementerian agama meningkatkan pelayanan para tamu Allah.
Tahun ini ada sekitar 13.500 jemaah asal Jawa Barat diberangkatkan dari Bandara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka. Mereka itu jemaah yang berasal dari kabupaten Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) ditambah kabupaten Subang dan Bandung Raya (kota dan kabupaten Bandung, kabupaten Bandung Barat, kota Cimah dan kabupaten Sumedang ).
Sebelum diterbangkan, para jemaah diistirahatkan di embarkasi haji yang sedang dibangun di desa Legok kecamatan Lohbener kabupaten Indramayu. Asrama haji yang dibangun dengan dana pinjaman dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara ) itu, tahun 2024 ini sudah selesai 2 tower.
Kapasitas setiap tower 100 kamar menampung (tiap kamar) 4 orang. Jadi daya tampung seluruhnya 800 orang jemaah.
Jarak antara embarkasi dengan bandara Kertajati sekitar 45 km. Jika menggunakan jalan arteri jarak itu ditempuh dalam waktu 1 jam. Sedang jika lewat tol jarak tempuh cuma 20 menit.
Bukan sekadar basa basi dan cuma normatif semata, pesan kedua pejabat itu agar para jemaah menjaga kesehatan dan kebugaran, mengikuti dengan baik petunjuk dan arahan para pembimbing punya alasan khusus.
Memang kebetulan udara di Saudi sekarang ini sedang panas. Bisa mencapai 50 derajat C. Jadi memang para jemaah harus siap fisik dan mental. Begitu pesan kedua pejabat itu.
Ada satu hal positif dari kebijakan menerbangkan jemaah haji dari Kertajati itu. Bukan rahasia bahwa keberadaan bandara internasional kedua terbesar di negeri ini mengalami masa sunyi dan sepi sejak diresmikan presiden Jokowi tahun 2018. Tidak ada penumpang juga penerbangan.
Berbagai upaya dilakukan antara lain dengan menutup bandara Husen Sastranegara Bandung, sebagai bandara komersial.
Tapi Kertajati tetap sunyi sepanjang hari. Bahkan bandara yang dibangun dengan biaya Rp.2,3 trilyun itu dikabarkan akan dilego. Weh weh weh.
Hadirnya 13.500 jemaah haji sekarang ini, tak bisa disangkal akan membantu mengusir sepi Kertajati.
Tapi tentu masih harus ada upaya lain. Misalnya dengan mengeluarkan aturan yang mengharuskan semua jemaah umroh Jawa Barat, diterbangkan dari Kertajati.
Kalau itu bisa dilakukan maka Kertajati boleh berubah jadi Kertajaya. Yang selalu ramai dan ceria. In Sya Allah.- ***