Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
SEBENARNYA yang enak bagi banyak pihak, adalah RK ambil kursi menteri aje. Itu jabatan bergengsi lho. Menteri PUPR tea, basah. Proyek Strategi Nasional melulu. Nanti bisa dinisbath jadi bapak infrastruktur, kaya Basuki Hadimulyono. Selalu dampingi presiden resmikan proyek, kebagian keplok hadirin. Hebat surebat itu.
Lagian jika RK jadi pak Menteri, kursi gading gilang kencana di gedung sate dan rumdin Gedung Pakuan bisa diwariskan. Yang kelihatan paling mungkin adalah Dedi Mulyadi. Mantan bupati Purwakarta itu sudah siap banget. Siap boss !!! jika perintah dari jendral Prabowo turun. Belakangan DM sudah mulai bergaya Hansip, setelah gabung dengan Prabowo di partai Gerindra. Di sana kan banyak jendral jendral yang gabung, jadi jangan kamse kamse amat soal gaya tentara.
Dedi yang sipil pisan sudah pintar teriak “siappp !!!”.
Dia kan sudah loncat, dari pohon beringin (Golkar) terbang bersama burung garuda (Gerindra).
Taqlid banget dia ame mas Wowo itu.
Kemarin di pilpres dia fullgas, ikut menangkan Pragib di Jawa Barat.
Dedi, berpasangan dengan siapa saja insyaallah menang. Tak perlu curang pula.
Mau pasang sama siapa juga oke.
Ada Ono Surono dari PDIP. Ono itu sudah bilang gak apa apa jadi cawa (gub).
Kami tahu diri, PDIP, di DPRD, sekarang hanya punya 17 kursi. Turun 7 kursi dari 24 , periode sebelumnya.
Ono juga dekat dengan petani dan nelayan, seperti juga Dedi Mulyadi.
Jadi bisa nyekrup mereka.
Tapi Dedi jangan coba ajak PKB. Bacalon PKB, Syaiful Huda sudah taro harga metong cuma mau cagub doang.
Kalau cuma supir tembak (wagub ) mah kasih kader lain aja, gitu sesumbar Eful. Pede banget dia.
Mungkin juga DM bisa dengan Uu Ruzanul Ulum. Rasanya Uu, tidak terlalu matok naik kasta jadi Cagub. Jadi Cawagub lagi gak apa apa.
Panglima santri tatar sunda itu juga tahu diri, partainya PPP, lagi nyungsep. Bahkan dia mah turun jadi wali kota juga gpp. Kabarnya Uu sudah ambil formulir pendaftaran calon wali kota Tasikmalaya dari PPP. Partai Ka’bah kota Tasikmalaya meski turun dari 9 ke 7 kursi di pileg lalu (2024), masih punya nilai jual.
Beberapa orang kader internal sudah mendaftar. Bahkan dari eksternal juga ada, antara lain Ivan Dixan Sekdakot.
Dedi juga bisa berendeng dengan Desi Ratnasari. Artis pelantun Tenda Biru itu katanya disiapkah PAN untuk nyagub di Jawa Barat. Bisa jadi cemestry itu mah.
Artis cantik (janda pula) asal Sukabumi itu memang sudah lama alih profesi dari tarik suara menjadi pemain taktik strategi alias politisi. Awas jangan lagi bilang mereka politikus.
Nanti bunda Mega ngambek lho. Kate bunda politikus itu mirip-mirip tikus yang identik dengan koruptor.
Panggillah mereka itu yang terhormat para politisi. Keren abis.
Kini Desi, anggota DPR dan menjabat pula ketua PAN Jawa Barat.
Ketersohorannya sama dengan Dedi Mulyadi. Mantan suami Ane Ratna Mustika itu, punya hobi selotokan dari kota ke kampung. Dari jalan bebas hambatan ke jalan sempit dan buntu. Kalau tak masuk mobil dia pake motor. Kalau masih sempit juga, pake celana doang juga dia siap.
Yang ditemuinya orang orang kecil di akar rumput, di pedesaan. Kalau mereka punya kesulitan, Dedi membantunya. Minimal mencarikan jalan keluar alias solusi.
Maka itu kepopuleran Dedi sudah tak diragukan lagi. Lagian dia juga nyunda banget, pas dengan budaya penduduk terbesar di Jawa Barat, orang sunda.
Apa dia juga masih duda ya, saya tak tahu persis.
Rasanya soal Dedi yang Mulyadi tinggal prung makalangan, nyagub di Jabar. Apalagi kalau RK jadi jongos besar (menteri) di kabinet Prabowo Gibran.
Jangan pula lupa, kata pak ustadz, takdir itu harus dijemput dengan ikhtiar dan do’a.
Prung, geura padungdung.- ***