Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)

BANTENG mulai ngamuk. Belum juga resmi menjadi oposisi sudah mulai srudukan. Salah satunya meminta pemerintah tidak menambah utang. APBN harus zero deficit.

Waduh piye iki. Itu bisa membuat presiden baru pusing tujuh putaran.

Alih alih banyak janji yang harus ditepati, yang ada dilarang unjak anjuk lagi.

Dari mana duit untuk makan gratis, untuk bebaskan biaya pendidikan, untuk subsidi BBM, listrik, untuk subsidi angkutan, dan omon omon lainnya.

Dari mana cien didapat ?

BACA JUGA: https://www.koranmandala.com/game/77566/7-akun-ff-gratis-rank-gm-banyak-dm-pet-dan-skin-terbaru-mei-2024/

Pajak ? Artinya kembali ke pesak rakyat. Padahal  rakyat sudah terlalu jenuh menghadapi aneka ragam pungutan pajak.

Realisasi pendapatan pajak tahun 2023 tercatat Rp.2.155,43 trilyun terdiri dari pendapatan pajak Rp.1.869,23 dan kepabeanan dan cukai Rp.286,19 trilyun

Bandingkan dengan BUMN. Tahun 2023, menurut Kementrian Keuangan, hanya stor Rp.81,2 trilyun.

Artinya jauh lebih besar yang masuk dari keringat rakyat dalam bentuk pajak.

Yang pasti beban negara sangat besar. Apalagi dengan banyaknya janji kampanye Prabowo Gibran.

Mana tahan  !!!

Selama ini pemerintahan kita selalu besar pasak dari pada tiang.

BACA JUGA: https://www.koranmandala.com/game/77850/cara-mendapatkan-20-akun-ff-sultan-gratis-terbaru-26-mei-2024-skin-bundle-ekslusif-dan-senjata-premium-free-fire/

Tapi yang paling besar pasaknya adalah pemerintahan Joko Widodo. Indikasinya bisa dilihat dari besaran ngutang. Dalam 10 tahun, dia menambah utang negara sekitar Rp.7.300,- triliun.  Itungannya, utang yang ditinggal SBY Rp.2.700 trilyun. Nah katanya diakhir tugasnya, Jokowi akan meninggalkan utang sebesar Rp10 ribu trilyun.

Anehnya mereka, pemerintah, selalu bilang utang itu masih aman. Acuan mereka idealnya utang berbanding PDB itu maksimal 60%. Ini baru seputar  38%.

Jadi kata mbak Sri Mulyani masih aman suraman.

Tapi rakyat tetap heran suherlan. Wong bayar bunga dan denda Rp.500 trilyun saja nafasnya sudah Selasa Jumat. Untuk bayar bunga dan denda saja terpaksa cari anjukan lagi.

Kaya mak Ijah korban bank emok, nganjuk lagi nganjuk lagi.

Selama ini pemerintah ditenggarai belum pandai mendapatkan pendapatan, paling paling baru bisa menghemat.

Jika tas SMI lagi cekak, cuma dua cara yang bisa dilakukan, penghematan atau cari anjukan. Dalam kedua cara itu SMI emang jagonya.

BACA JUGA: https://www.koranmandala.com/game/78124/tersedia-19-kode-redeem-ff-max-sampai-akhir-mei-2024/

BACA JUGA: https://www.koranmandala.com/game/77383/ayo-klaim-7-kode-redeem-ff-hari-ini-23-mei-2024-langsung-dapet-m1887-ungu-gratis/

Tapi kembali lagi pada beban berat Prabowo Gibran.

Kalau cuma pusing tujuh keliling, masih mending. Kalau lebih dari itu ?

Berabe. Apalagi kalau inget cerita Abdulah Mahmud Hendropriyono.

Mantan Kepala BIN itu cerita tentang penyakit Prabowo Subianto yang tidak baik baik saja.

Waduh sedap sedap ngeri ini negeri.- ***

Sumber:

Editor: Eka Purwanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version