Sesungguhnya orang dua itu Bambang dan Dhony bukan orang ecek-ecek. Keduanya jebolan ITB. Bambang kemudian mendapat gelar Doktor dari Universutas Barkeley California Amrik.
Ia sempat menjadi wakil menteri perhubungan di kabinet SBY periode kedua.
Ketika diambil Jokowi untuk jabatan Kepala Badan otoritas IKN, dia sedang berkiprah di Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank, ADB). Dan itu terjadi setelah Jokowi bertemu dengan Direktu ADB.
Adapun Dhony setelah selesai ITB (1984), bergabung dengan Sinar Mas Land. Dia punya keahlian dalam infra struktur dan arsitektur perumahan. Dia berhasil menyulap bekas Kebun Karet menjadi kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD). Padahal dulu kawasan itu disebut tempat jin buang anak.
Waktu diambil Jokowi untuk jadi wakil Kepala Badan Otorita IKN, Dhony sedang menjabat Managing Direktur Sinar Mas Land. Mereka dilantik tanggal 10 Maret 2022.
Lalu apapun namanya itu, mundur atau dipaksa mundur sekarang bukan soal lagi. Pertanyaannya apakah Basuki Hadimulyono dan Raja Juli Antoni (wamen ATR) yang diangkat menjadi PLT Kepala dan wakil Badan Otorita IKN, mampu menyelesaikan tugas yang diminta Jokowi (minimal menyiapkan infra struktur untuk acara agustusan) ?
Itupun masih menjadi tanda tanya.
Konon ada masalah lahan yang belum siap garap. Menurut Bocor Alus majalah Tempo, ada 2.086 hektare lahan yang masih jadi masalah. Lahan itu merupakan peruntukan jalan tol dan penampungan air banjir.
Sesungguhnya pangkal masalah ada di Jokowi sendiri. Dia terlalu ambisi dan tergesa gesa.
Sebelum pulkam ke Karang Anyar, Jokowi ingin menikmati dulu tinggal di istana baru di Penajam.
Padahal membangun sebuah ibu kota negara menurut para ahli memerlukan waktu antara 25 sampai 35 tahun.
Itu juga perlu ditunjang sikap mental semua orang. Yang ada, DPR belum bulat sepakat. Bahkan PKS sudah menyatakan menolak pindah IKN. Demikian pun dengan ASN yang harus pindah ke sana. Itu bukan teknis yang bagai membalik tangan. Ada banyak persoalan sosial pokoknya.
Kabarnya Prabowo Subianto juga enggan engganan tinggal di IKN.
Ada yang memprediksi istana IKN nanti akan jadi sarang hantu.
Alamak kumaha tah ?
Sayangnya Jokowi sudah berubah kini. Dia bukan lagi orang ndeso yang plenga plongo sembari bubulusukan masuk parit dan gorong gorong. Dia sudah jadi pemimpin yang bau bau otoriter. Sagala kuma aing.
Tapi biarlah, dia mengakhiri tugasnya dengan buku rapot makin memerah.- ***