Setidak-tidaknya seperti anjuran masyarakat global, mengurangi produksi bahan bakar fosil terutama batu bara.
Tak lain untuk mencapai phase out sampai tahun 2040.
Pemerintah diminta agar membatalkan pembangunan PLTU batu bara dan mengurangi produksi bahan bakar fosil itu.
Reaksi lain datang dari warga Wadas di Jawa Tengah. Penduduk Wadas itu mayoritas Nahdliyyin. Mereka adalah korban pemaksaan penambangan batu andesit untuk proyek irigasi Bener (2015).
Masyarakat di sana dipaksa pindah dengan kekerasan dibantu aparat kepolisian.
NU melalui Ansor bersama komunitas civil lain waktu itu, berusaha melindungi warga Wadas. Eh sekarang NU sendiri akan terlibat ke dalam kegiatan merusak lingkungan, kata Tabudin seorang warga Wadas yang mengaku NU kultural.
“Masa lembaga sebesar NU mencla mencle” tambahnya.
Warga Wadas lain Fuad Rofiq menyebut alih-alih pemerintah memberi hadiah eh yang terjadi malah jebakan. Akibat lain adalah fungsi kontrol NU menjadi lemot.
Ketua GP Ansor Kabupaten Purworejo, Muhammad Hidayatullah, khawatir justru NU menjadi pelaku yang turut serta merusak lingkungan saat banyak kaum nahdliyin yang jadi korban keganasan usaha tambang. Jika PBNU memaksa, harus menjamin bahwa hasilnya lebih besar dari mudharatnya.
Reaksi dan penolakan juga datang dari 68 orang nahdliyyin alumni UGM.