Setelah didesak-desak, ngakulah dia, bahwa cuma nunut karena ingin ibadah haji. Maka gemparlah seisi burung besi itu. Semua orang bingung.
Ketua Kloter dan crew pesawat segera mengadakan rapat kilat. Keputusannya tak ada cara lain, Choirun harus dikembalikan dari Jeddah.
Semua CJH sesungguhnya merasa iba, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Termasuk Harto juragan ikan yang sekampung dan kenal dengan Choirun.
Dan itulah yang terjadi, si penumpang gelap itu harus dikembalikan ke tanah air.
Sebelum dibawa turun dia sempat disembunyikan di dalam toilet yang dipintunya ditulisi ” rusak”. Maksudnya tak lain untuk menghindari pemeriksaan pihak imigrasi.
Dan selanjutnya Choirun dikembalikan dengan pesawat kosong yang hendak menjemput CJH dari Surabaya.
Tentu saja kejadian itu menggemparkan. Tak hanya masyarakat Surabaya, tapi bergoyang di seluruh nusantara. Bahkan konon sampai ke luar negara. Pernah diperiksa laksus kopkamtib Jawa Timur, meski tak sampai ditahan.
Adalah harian Jawa Pos yang mendapat berkah dari peristiwa itu. Choirun sempat diculik pasukan JP dan diinterogasi (diwawancarai) semalam suntuk. Dengan jurnalistik investigasi JP tampil dengan pemberitaan yang dalam, lengkap dan imbang.
Maka JP pun laku keras bagiakan kacang goreng. Berkah itu juga dialami Choirun sendiri. Selain namanya jadi tenar juga mendapat banyak simpati.
Ada beberapa pengusaha yang menyatakan siap mengongkosi Choirun naik haji.