Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
BEBERAPA tahun lalu, kami kelompok kerja wartawan Kemenag Jabar berada di goa Safarwadj Pamijahan. Selain saya, ada Boys Iskandar, H. Teteng Saftarie, Eris, Yanto, Iwan dan Bambang.
Di dalam kegelapan goa itu, pengantar menunjukan sebuah lobang yang berada di atas rombongan.
Ini lobang masuk kanjeng Syeikh Abdul Muhyi (SAM) jika hendak ke Mekah, ibadah haji atau sholat Jumat.
BACA JUGA: Bagi-bagi 12 AKUN FF Gratis Masih Aktif 28 Juni 2024 No Hack Evo Gun, Akun Sultan FF Litomplo
Saya tak begitu kaget karena sebelumnya pernah mendengar cerita itu. Syeikh Abdul Muhyi (penyebar Islam di Jabar Selatan) memang diyakini memiliki karomah dan patut bisa melakukan itu.
Karomah itu dalam tingkatan keutamaan berada dibawah muzizat yang diberikan kepada nabi atau rasul.
Mereka itu wali atau setingkat wali, adalah manusia yang dikasihi Allah.
Selain dari kearifan dan keuletan menyiarkan Islam, konon Syiekh Abdul Muhyi juga memiliki garis keturunan Rasul.
Dari ibunya, Rd. Ajeng Tanganziah, Abdul Muhyi adalah garis ke 29. Sedang dari ayahnya sembah lebe Warta Kusuma adalah garis ke 7 dari keturunan raja Galuh.
Pada usia 27 tahun SAM bersama teman-teman berangkat ke Baghdad untuk berziarah ke makam maha guru Syeikh Abdul Qadir Zailani. Dari sana lanjut ke Mekkah, menunaikan ibadah haji.
Syeikh Abdul Rauf, gurunya di Mekah, melihat tanda tanda kewalian pada diri Abdul Muhyi.