Lalu beliau menyuruh Abdul Muhyi pulang duluan dengan tugas mencari sebuah goa dan menyebarkan Islam di Jawa Barat bagian Selatan.
Setelah pulang dulu ke Gresik, pamit kepada kedua orang tuanya beliau meneruskan petualangan syiar Islam ditemani sang isteri Sembah Ayu Bekta.
Sempat mampir dan mukim 7 tahun di daerah waduk Dharma Kuningan, terus ke Pameungpeuk Garut. Akhirnya sampai dan menemukan goa Safarwadi. Lalu tinggal dan menyebarkan Islam dari sebuah perbukitan 500 meter di timur goa. Tempat itu sekarang dikenal sebagai Pamijahan. Sebuah destinasi wisata religi di kecamatan Bantarkalong kabupaten Tasikmalaya.
Tak hanya beliau, dalam narasi lain juga disebutkan sunan Gunung Jati atau Paletehan atau Syarif Hidayatullah biasa pergi ke Mekah atau Madinah lewat lobang di goa Sunyaragi. Ada cerita beliau pernah membawa serta putranya melaksanakan ibadah haji secara supranatural. Putranya itu dibungkus kain, lalu didekap dan dibawa terbang.
Ada pula tentang seseorang yang juga mendapat karomah Allah.
Di Cibulakan Pandeglang Banten ada sebuah sumur yang konon berhubungan dengan air zam zam di Mekkah.
Di sana pernah hidup seseorang yang dipercaya sekelas waliyullah seperti Syeikh Abdul Muhyi. Namanya Syeikh Maulana Mansur.
Jika pergi ke Mekkah beliau melalui saluran air di Cikudaweun itu.
Kadang-kadang orang tiba-tiba melihat beliau muncul di saluran air. Dan itu dipercayai baru pulang dari Mekkah. Ibadah haji atau sembahyang jumat di sana.
Diceritakan pula pernah terjadi sekali waktu, air membludak dari sumur itu. Katanya, kalau dibiarkan bisa terjadi separo Jawa Barat tenggelam.