Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
ADA beberapa versi tentang siapa yang pertama kali membangun ka’bah atau baitullah.
Ali bin Abi Thalib seorang sahabat dan sepupu rasul menyebut, rumah Allah itu dibangun pertama kali oleh para malaikat. Acuannya antara lain surat al Imran 96.
Tempat itu dibangun untuk tempat shalat manusia. Itu terjadi sebelum Adam diturunkan ke bumi.
Lalu ketika Adam sudah diturunkan ke bumi, Adam diperintahkan untuk menyempurnakan dan berthawaf di sana.
Dalam kitab Al Ra’is al Majlis karya Al-Tsa’ibi disebutkan Allah mewahyukan kepada Adam “Aku memilki tanah haram (terhormat) dalam posisi sejajar dengan rumahku (Arasy).
Karena itu datanglah dan berkelilinglah (thawaf) di sana, sebagaimana dilaksanakan disisi singgasanaku. Di sanalah aku memperkenankan doamu”.
Lain halnya dengan Imam Qurthubi. Ahli tafsir itu mengatakan bahwa yang pertama kali membangun Ka’bah adalah nabi Ibrahim bersama putranya Ismail.
Tapi ada pendapat lain, bahwa nabi Ibrahim diperintahkan membangun kembali. Antara lain karena ka’bah telah mengalami kerusakan akibat banjir besar zaman nabi Nuh.
Setelah selesai direnov nabi Ibrahim, maka turun seruan ibadah haji kepada seluruh ummat manusia dari berbagai penjuru dunia.
Dalam perjalanannya, Ka’bah atau Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul Harom (Rumah Suci) atau Bait al Ateeq (Rumah Tua) atau Awal ul Bait (Rumah Pertama), beberapa kali mengalami perbaikan atau renovasi.