Termasuk oleh masyarakat Quraish zaman nabi Muhammad.
Renovasi ketika zaman rosul dilakukan oleh suku Quraish yang sangat dihormati masyarakat Arab. Waktu itu usia Muhammad 30 dan belum menerima wahyu kenabian dan ikut bekerja.
Ketika Abdullah bin Zubair memerintah wilayah Hijaj (Mekkah), bangunan dibuat sebagaimana wasiat rosul. Antara lain sesuai pondasi yang dibuat nabi Ibrahim.
Namun karena terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, penguasa wilayah Syam (sekarang wilayah negara Suriah, Yordania dan Lebanon), terjadi kebakaran hebat.
Karena itu, Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah melakukan renovasi ulang sesuai dengan hasil renovasi suku Quraish zaman rosul. Ada perbedaan tentang fondasi dengan fondasi yang dibangun nabi Ibrahim.
Zaman Khalifah Harun Alrasyid pemerintah berencana merubah fondasi sesuai dengan hasil renovasi nabi Ibrahim.
Namun niat itu dicegah seorang ulama terkemuka yaitu Imam Malik lantaran khawatir terjadi terus terusan bongkar pasang atas bangunan sakral itu.
Tentang kontroversi pembangunan rumah Allah itu, kita patutlah berucap wallahu alam.
Penelusuran sejarah itu memang agak rumit. Sulit mencapai predikat actual. Apalagi perisitiwa ratusan ribu tahun lalu. Selalu ada beda, ada versi.
Tapi yang kemudian sangat dipahami sejak seruan nabi Ibrahim atas perintah Allah, penduduk muslim di seluruh penjuru dunia ramai ramai mengumandangkan talibyah, memenuhi panggilan Allah.