Kaesang terkesan lebih memilih Jakarta daripada Jawa Tengah, meskipun elektabilitasnya di sana moncer. Menurut survey LSI, KP saling salip dengan Luthfi (kapolda Jawa Tengah) yang katanya dijagokan Joko Widodo.
Golkar mengusung Yusuf Hamka, selain karena dianggap memiliki kapabilitas menangani infra struktur, juga hal itu merupakan strategi berkelit untuk tidak mengusung Ridwan Kamil yang diminta rekan koalisi KIM terutama Prabowo/Gerindra.
Golkar tetap berusaha agar RK nyalon kembali di Jawa Barat.
Potensi menang RK di Jabar, sangat tinggi. Lemsur LSI menempatkan RK dirangking teratas (52,7%) diikuti Dedi Mulyadi (28,3%).
Tentu saja, karena baru nongol, elektabilitas Babah Alun belom tampak.
Sekjen Lodewyk menyebut segera akan memantau elektabilitas Yusuf Hamka dalam satu bulan ke depan sebelum waktu pendaftaran akhir Agustus.
Tapi pengamat politik, Adi Prayitno, menilai pasangan Kaesang-Babah Alun (Kabah ) akan sangat berat menghadapi Anies Baswedan, dengan siapa pun dia berpasangan.
Jokowi efek, tidak bisa terlalu diharap. Masalahnya kekuasan Jokowi sudah tamat sebelum Pilkada berlangsung. Lagian sudah terbukti, Jokowi efek itu tidak bertuah sekedar mendorong PSI masuk Senayan.
Jadi masih harus berpikir panjang dan matang.
Di lain pihak tentang Babah Alun itu belum ada kesepakatan partai lain di KIM.- ***