Wakil Presiden yang Hidup sederhana :
Pasca memproklamasikan kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945) bersama bung Karno, Mohammad Hatta diangkat jadi wakil Presiden. Sempat jadi Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan dan Perdana Menteri.
Sebagai pejabat negara Hatta tetap hidup sederhana. Ia tidak aji mumpung.
Salah satu yang sangat berkesan, Hatta menolak ibadah haji dengan menggunakan fasilitas negara. Padahal presiden Sukarno sudah memerintahkan aparat menyiapkan pesawat khusus. Bung Hatta menolak dengan mengatakan (kepada bung Karno) bahwa ibadah haji itu kewajiban individu seorang muslim. Dan Hatta bersama isteri (Ny Rahmi) berangkat naik haji dengan biaya sendiri. Uangnya merupakan celengan dari honor menulis buku.
Ada satu catatan yang tak boleh dilewatkan dan dilupakan. Konon suatu hari bung Hatta melihat dan tertarik pada iklan sepatu Bally. Ia gunting itu iklan dan disimpan dalam laci. Dalam pikirannya mau nabung untuk beli sepatu itu. Tapi tabungannya tak pernah nyampe. Uangnya banyak kepake keperluan rumah atau diberikan sanak saudara yang datang meminta bantuan.
Iklan sepatu itu ditemukan keluarga ketika beliau sudah wafat (beliau wafat 13 Maret 1980).
Ada cerita lain, Bung Hatta menunggak bayar telepon dan listrik. Kejadian itu terdengar gubernur Ali Sadikin.
Lalu sang gubernur mengangkat bung Hatta sebagai warga kehormatan DKI Jakarta, dan menggratiskan biaya telepon dan listrik.
Subhanallah begitu memberi keteladanan kepada semua orang.
Makanya saya berani bilang Bung Hatta sung tulodo. Bung Hatta sang teladan.
Ayo siapa berani lawan. Mari adu argumen. Asal bukan sentimen.- ***