Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
SEDIKIT kaget. ketika tahu pasangan petahana, bupati dan wakil bupati Tasikmalaya (Ade Sugianto-Cecep Nurul Yaqin) pecah kongsi.
Soalnya tak terlihat tanda tanda sebelumnya. Di depan publik mereka sering terlihat tampil mesra. Mereka pun sering mengakui tidak ada masalah dalam kebersamaan memimpin kabupaten berjuluk Sukapura Ngadaun Ngora itu. Bahkan Ade pernah berucap kemungkinan mereka akan duet kembali di 2024.
Ternyata eh ternyata, mereka bersimpang jalan.
Cecep menyebut ada evaluasi yang dilakukan DPP (P3). DPP melihat ada stagnasi dalam tiga tahun kepemimpinan Ade Sugianto. Cecep mengaku dia sendiri tidak tahu menahu.
Masalahnya sangat serius. Soal pendidikan dan kesehatan. Itu kan dua hal fundamental.
Di bidang pendidikan DPP PPP melihat ada ketidak setaraan antara pendidikan formal dengan non formal. Perda tentang pasantren tidak diratifikasi, padahal sudah disyahkan.
Dalam bidang kesehatan, dalam RPJPD, sampai 2025, seharusnya ada 5 Rumah Sakit Umum Daerah (tipe C) di 5 kecamatan yang dibangun. Singaparna, Karangnunggal, Cikatomas, Ciawi dan Manonjaya. Singaparna (SMC), dibangun zaman bupati Tatang dan dirampungkan bupati Uu. Jadi masih ada utang program 4 RSUD lagi. Tak mungkin bisa dipenuhi dalam 1 tahun ke depan. Apa lagi kocek lagi bokek.
Dalam bidang infrastruktur juga sami mawon, kedodoran. Lebih dari 30 % jalan rusak berat. Tiap tahun jalan rusak lebih panjang dari yang diperbaiki. Jadi makin lama jalan butut makin panjang.
Itu lah hasil evaluasi DPP, cerita Cecep kepada media.
Lalu karena itu, yang terjadi adalah surat penugasan kepada Cecep adalah untuk balon bupati bukan balon wakil.