Apaboleh buat deh Cecep harus nunut. Harus taat azas.
Maka bagai bangun dari mimpi, Cecep pun serentak bergerak. Cancut taliwondo. Kontak sana sini, cari dukungan. Ternyata bagai gayung bersambut. PKS, PAN, Demokrat dan Gerindra, langsung oke. Terbentuklah KTM, Koalisi Tasik Maju.
Bukan Tasik Mundur, kelakar Cecep Nurul, yakin. Belakangan dikabarkan Cecep akan berpasangan dengan Asep Sopari (Gerindra) yang sekarang menjabat ketus DPRD. Langkah Cecep terbilang paling cepat, berlari bagai kijang menjangan.
Ade sendiri terbilang ketinggalan. Seperti kata komedian Komeng, Cecep bilang, yang lain pasti ketinggalan.
Sampai kemarin siang, Ade masih otak atik cari gandengan. Tadinya dikabarkan mau dengan KH Atam Rustam, ketua PCNU kabupaten.
Tapi Atam gak punya partai. Jadi tak membantu ambang batas (10), karena PDIP baru punya pawit 9 kursi.
Dengar dengar Ade mau dengan KH Acep Adang Ruhiat. Nah kalau dengan itu, sekadar modal awal tercapai, (PDIP 9, PKB 8). Selain itu, juga infra struktur politik cukup berkualitas. Acep itu selain Ketua Yayasan Pondok Pesantren Cipasung, juga terbilang politisi kawakan. Dia 2 periode di DPR RI (dari fraksi PKB). Juga salah seorang pengurus DPW PKB Jawa Barat. Utak atik pemasangan AA (Ade- Acep) sedang gencar dilakukan. Kalau ditabung PDIP 9 dan PKB 8 (17), oke pisan.
Nah balon yang terakhir adalah Iwan Saputra. Dia itu mantan birokrat yang setelah pensiun, terjun ke dunia poltik. Berlindung di bawah pohon beringin (Golkar). Dalam pilkada 2020 Iwan juga nyalon bersama Iif Miftahul Paus. Hampir hampir menjegal Ade-Cecep.
Ade-Cecep itu akhirnya memang jadi, setelah ditengahi Mahkamah Konstitusi.
Tapi ada bebarapa korban akibat pelanggaran netralitas PNS. Yang saya tahu 1 camat dan 2 kades terkena sangsi pidana.