Lalu dibuatlah organisasi dan diberi nama Muhammadiyah. Tak lain untuk menghormati dan mengabadikan nama Muhammad sebagai acuan dan panutan.
Besluit atau surat izin dari pemerintah kolonial Belanda, baru keluar tahun 1914.
Tujuan pendidikan Muhammadiyah antara lain, mengajarkan Islam moderat, mendorong Islam yang berkualitas, membangun sosial ekonomi ummat.
Prinsip perjuangan, tauhid : memegang teguh keesaan Allah
Risalah : percaya pada kenabian Muhammad dan ahlak mulai : mengajarkan budi pekerti.
Pada tanggal 23 Februari 1923 dalam usia 54 tahun, KH. Ahmad Dahlan berpulang ke rahmatullah dan dimakamkan di Karang Kajen.
Kepemimpinan Muhammadiyah diteruskan adik iparnya KH Ibrahim. Itu merupakan pesan almarhum sebelum meninggal.
Meski awalnya KH Ibrahim merasa berat menerima tugas itu, tapi ternyata mampu membawa Muhammdiyah berkembang dengan baik.
Cabang-cabang mulai berdiri di seluruh pulau Jawa. Bahkan mulai merambah ke luar Jawa.
KH Ibrahim mendirikan Fond Dahlan. Mengumpulkan dana untuk membantu membiayai sekolah anak anak miskin.