Oleh : Dedi Asikin
TENTU saja terkejut. Sebagai orang yang pernah bergabung walau cuma seumur jagung saya juga bingung. Kemarin, ada postingan berita dengan judul Airlangga dikudeta.
Waduh kok ada kudeta segala, komentar seorang teman.
Yang terbayang , kalau kudeta tentara tentu ada senjata yang bicara. Pasti ada moncong senjata yang tertodong. Nah kalau kudeta sipil apa yang terjadi ? Apa ada mata melotot atau tangan yang siap meninju ?
Ketua DPP Golkar Ahmad Doli Kurnia berusaha tenang dan menenangkan media usai melepas Airlangga yang berjalan lunglai dari rudinnya di Widya Chandra.
Demi soliditas partai dan pengamanan alih kepemimpinan nasional, pak ketum rela mundur, kata Doli. Dia menambahkan Airlangga akan fokus melaksanakan tugas sebagai Menko Ekonomi. Sekarang juga langsung ke IKN untuk hadiri rapat kabinet di sana.
Tapi kesan perpecahan tidak bisa dihindari. Kemarin, dia (AH) masih bilang tak ada Munaslub. Yang ada Munas Desember nanti. Dia juga dikabarkan didukung setidaknya 25 DPD Provinsi.
Loh kok tiba-tiba mundur dan akan ditunjuk PLT ?
Perpecahan di tubuh Golkar memang sejarah panjang yang terulang-ulang di era reformasi ini. Hampir setiap menjelang pemilu sejak 2009.
Bulan Agustus 2023 pohon beringin bergoyang-goyang dihembus angin, lumayan kencang walau bukan puting beliung.
Tiga orang tokoh organisasi sayap, menebar wacana Munaslub. Mereka itu wakil ketua umum Soksi Lawrence TP Siburian, anggota Dewan Fakar Ridwan Hisyam dan politisi senior Zainal Bintang.