Siapa Oto Iskandar di Nata ?
Dilahirkan di Bojongsoang kabupaten Bandung 31 Maret 1897. Ia dikenal sebagai pejuang kemerdekaan yang gagah berani.
Sebagai anggota Volsdcrad (Dewan Perwakilan Rakyat), dia berani mengatakan “kepada tuan tuan (Belanda) hanya ada dua pilihan, pulang ke negeri anda dengan kerelaan dan terhormat, atau kami usir dengan kekerasan”.
Ucapan itu hanya salah satu saja dari ucapan ucapan vocal lain yang menyerang pemerintah kolonial Belanda.
Akibatnya dia diberhentikan sebagai anggota Dewan (Volscrad).
Untuk keberanian keberanian itu dia mendapat julukan dari masyarakat “Si Jalak Harupat” yaitu burung jalak yang berani dan selalu berkicau.
Pada pemerintah presidensil pertama, Otista diangkat menjadi menteri negara.
Tapi sikap vocal itu tak urung membuat ada pihak yang membenci dan berusaha melenyapkan Si Jalak Harupat itu.
Suatu hari akhir Oktober 1945 ada beberapa tamu yang menjemput dengan alasan ada pertemuan.
Tapi sejak itu Otista tak pernah kembali. Hilang misterius.
Belakangan tersiar kabar dia dihabisi oleh kelompok Hitam di pantai Mauk Banten, Desember 1945.
Tapi untuk jasa jasanya kepada negara dan rakyat, Otista dihadiahi gelar pahlawan Nasional. Di Bandung ada jalan Oto Iskandar di Nata yang melintas di tengah kota.
Lalu tengoklah uang rupiah pecahan 20.000, di situ terpampang wajah Oto Iskandar di Nata. Telah pergi sang pejuang dari bumi priangan. Meninggalkan nama yang semerbak.
Dirgahayu 79 tahun Republik Indonesia.- ***