Oleh : Dedi Asikin
SAYA pernah dekat dengan partai berlambang pohon beringin itu. Dulu namanya Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar).
Tahun 1965, saya terpilih jadi Ketua Cabang SSPTT (Serikat Sekerja Pos Telepon dan Telegrap Sentral Giro E Bandung.
Organisasi Pekerja PTT itu tergabung dengan Sekber Golkar. Termasuk dalam Kino (Kelompok Induk Organisasi) Gakari (Gerakan Karya Rakyat Indonesia). Salah satu dari 7 Kino (Kelompok Induk Organisasi) yang dibentuk Sekber Golkar.
Tahun 1967, saya terpilih jadi Ketua MKS (Musyawarah Kerja Sama) cabang-cabang SSPTT se Kota Madya Bandung.
Tahun itu (1967), ada 17 kursi DPRD kotamadya Bandung yang kosong. Mereka, para anggota DPRD itu, diberhentikan karena terlibat G30S PKI. Termasuk walikotanya Didi Djukardi.
Saya ditawari menjadi salah seorang anggota pengganti.
Tapi saya menolak. Kenapa ?
Pertama karena waktu itu saya baru saja memasuki dunia jurnalistik. Itu dunia yang saya sukai sejak kecil.
Saya memulai aktif sebagai wartawan Harian Kami (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) Jakarta.
Pemimpin Redaksinya Zulharman.