Oleh : Dedi Asikin
MASIH ingat Perpres 87 tahun 2021 ? Itu waktu orang orang Kidul ikut latah bicara soal pengembangan kawasan Jabar Selatan.
Sebenarnya Perpres yang dito presiden Joko Widodo 9 Sepetember 2021 itu, merupakan komitmen pemerintah untuk mendorong pengembangan ekonomi di Jawa Barat yaitu kawasan Rebana (utara) dan Jawa Barat bagian Selatan.
Untuk jawa barat komitmen anggaran sebesar Rp.150 trilyun.
Wow besar nian itu.
Mau dibikin apa lembur kuring dengan duit berkarung karung itu.
Menurut saya, Jawa Barat harus menjadi pusat pertumbuhan industri pertanian dan kelautan. Itu yang sesuai dengan ekosistem dan sumber daya alamnya.
Dan itu merupakan mesin baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang masih berbasis manufaktur.
Pertumbuhan ekonomi pertanian dan kelautan tentu harus dipahami inklusif dengan hilirisasinya. Harus ada industri pengolahan produksi pertanian dan perikanan. Itu namanya hilirisasi.
Mari kita intip apa yang sudah dilakukan sebagai implementasi Perpres yang heboh sureboh itu ?
Secara kelembagaan perpres itu melibatkan lintas kementerian, lembaga dan pemprov Jabar.
Ada Kemensekkab, kemetan, dan bahkan Kemenko Marves di bawah menko Luhut Binsar Panjaitan. Juga provinsi Jawa Barat berperan aktif di situ.
Mereka sudah berkoordinasi satu sama lain. Bahkan sudah mulai bergerak.
Ada beberapa mata proyek yang saya catat.
Saya melihat infrastruktur (jalan ) menjadi hal utama. Dan pembangunan infra struktur itu terkoneksi dengan sector-sektor lain yang berbasis pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pakidulan.
Jalan tol Gedebage-Cilacap ternyata menyatu dengan pengembangan Jabar Selatan dan inklusif dengan perpres itu. Jalan bebas hambatan itu merupakan jalan tol terpanjang di Jawa Barat (206,5 km) dengan anggaran Rp.56,2 trilyun.
Pembebasan lahan di 6 kabupaten (Bandung, Garut, Tasik, Ciamis, Banjar dan Pangandaran) sudah mulai dilakukan. Kemarin ada gagal tender dan sudah mulai tender ulang.
Selain jalan tol, dibangun juga jalan arteri antara Cibareno di kabupaten Sukabumi sampai Majingklak di kabupaten Pangandaran. Dinamai jalan tengah selatan (JTS), melintang antara jalan Jabar Tengah yang sudah ada dengan jalan Jabar Selatan yang melintang sepanjang pantai laut selatan.
Panjang jalan itu mencapai 357 km dan akan menelan biaya Rp.3,8 trilyun.
Dalam skema waktu, proyek itu sudah dimulai tahun 2022. Tempat tempat yang akan tersentuh JLS itu mulai dari Cibareno, Sagaranten, Tanggeung, Padasuka, Rancabali, Pangalengan, Cikakajang, Bantarkalong dan Kertahayu. Jalan-jalan itu akan terkoneksi dengan jalan jalan kabupaten dan kota yang dilaluinya dan menghubungkan dengan pusat pertumbuhan ekonomi dan destinasi wisata di Jabar Selatan.
Ada sekitar 47 proyek yang akan dibangun dengan tenggat waktu sampai tahun 2030.
Beberapa yang sempat saya catat, antara lain; pembangunan terminal type A Pangandaran, Pelabuhan Perikanan Pantai di Cilauteureun, percetakan sawah baru, pengembangan perkebunan kelapa dan kawasan palm di selatan Tasikmalaya, pengembangan sapi pasundan di Ciamis dan lain-lain.
Pokoknya komitmen anggaran berdasar perpres 87 2021 itu secara keseluruhan Rp.400 trilyun. Untuk Rebana (utara) Rp.250 dan Jabarsel Rp. 150 t.
Komitmen itu mulai berlaku tahun 2021 sampai 2030.
Insyaallah tentu saja masyarakat boleh kawal semua itu.- ***