Oleh : Dedi Asikin
DI Bandung buntel kadut partai terjadi juga. Di Jakarta, RK cuma ambil 12. Eh di Bandung Dedi Mulyadi 14. Bungkus abis itu barang. Mulai parpol punya kursi sampai partai bank emok yang duduk aneprok.
Ada Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora, Garuda, PSI, Perindo, Hanura, Prima, PKN, Buruh, Garuda dan Ummat. Tumplek blek di sana.
PKS dan Nasdem di Jawa Barat sempat membelot, mengusung Ahmad Syaichu dan Ilham Habibie. PKB yang menyimpang juga, sendirian mengusung pasangan Acep Adang Ruhiat yang berjodoh pedangdut Gitalis Dwi alias Gita KDI.
Dan last but not least pasangan mendadak Jeje Wiradinata dan komedian Ronald Surapraja diusung PDIP. Kedua parpol itu, PKB dan PDIP memanfaatkan putusan MK NO.60/PUU-XXII/ 2024 yang mensyaratkan minimal punya 6,5 % suara sah dalam pileg 2024 lalu. Jawa Barat termasuk klasifikasi ke 3 yaitu untuk daerah dengan DPT lebih dari 12 juta, ambang batas pencalonannya hanya 6,5 dari suara sah.
Pencalonan Dedi Mulyadi yang berpasangan dengan Erwan Setiawan agak sedikit aneh. Dedi itu disersi (kabur) dari Golkar, menclok di sayap burung garuda (Gerindra).
Eh malah sekarang Golkar ikut mendukung di Jawa Barat. Itulah politik. Tak ada kawan atau lawan abadi. Yang ada hanya kepentingan sesaat.
Berikut adalah warning buat Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.
Kali ini harus menang. Percuma naik kuda putih berhias, diiringi tari jaipong.
Percuma dikawal 14 parpol dan diayang ayang gung menuju gedung KPU.
Percuma sludukan ke kampung dan desa-desa.
Percuma waktu pileg lalu mendapat suara terbanyak.
Ingat kekalahan nyagub 2018 bersama Dedi Mizwar. Dan diberi tagline duet DMM, Dedi Mizwar Mulyadi .
Jangan sampai terulang. Jangan keok lagi, keok lagi.
Pokoknya harus menang. Ulah ngerakeun urang Cihaur, Cibungur, Cisumur dan ci ur ur lainnya.- ***